> >

7 November, Mengenang WS Rendra, Penyair yang Dijuluki "Si Burung Merak" Pendiri Bengkel Teater

Seni budaya | 7 November 2022, 07:44 WIB
Rendra ketika membacakan puisi terkenalnya berjudul Suto Mencari Bapak di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, beberapa tahun lalu. (Sumber: KOMPAS/EDDY HASBI)

Akan tetapi, sekolah itu ternyata telah ditutup sebelum Rendra tiba di Jakarta. 

Rendra kemudian pergi ke Yogyakarta dan melanjutkan kuliah di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Namun, ia tidak menyelesaikannya. Rendra lantas terbang ke Amerika setelah mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA) lada 1964.

Ia bahkan diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk menghadiri seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard.

Menamatkan pendidikannya pada 1967, Rendra kembali ke Indonesia dan mendirikan Bengkel Teater.

Melalui Bengkel Teater itu, Rendra melahirkan banyak seniman antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain. 

Dramanya yang berjudul "Bip-Bop" dipentaskan pertama kali tahun 1968. 

Selain itu, dramanya berjudul "Teater Mini Kata" begitu unik karena mempergunakan kata yang sangat sedikit, hanya ditampilkan dalam gerak dan lagu. 

Tahun 1988 drama itu dipentaskan pula di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pada perkembangannya, Bengkel Teater dipindahkan Rendra ke Depok.

Kehidupan Asmara

Pasangan-pasangan Rendra tak jauh dari lingkungan teater. Rendra menikah pertama kali di usia 24 tahun dengan Sunarti Suwandi, salah pemain drama di Bengkel Teater, yang banyak memberikan inspirasi kepada Rendra dalam berkarya.

Dengan Sunarti, ia memiliki 5 anak.

Tahun 1970, ia menikah lagi dengan Sitoresmi Prabuningrat putri darah biru Keraton Yogyakarta yang sebelumnya meminta menjadi murid Bengkel Teater. Dengan Sitoresmi, ia dikaruniai 4 anak.

Rendra mempersunting istri untuk yang ketiga kalinya dan menikah dengan Ken Zuraida yang juga pemain drama. Keduanya dikaruniai 2 anak.

Namun, tak lama kemudian Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.

Karya dan Pernghargaan

Ratusan karya Rendra tidak hanya populer di Indonesia namun juga di berbagai negara sehingga diterjemahkan di ke banyak bahasa.

Beberapa penghargaan yang ia peroleh antara lain 

  • Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta (1954)
  • Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
  • Hadiah Akademi Jakarta (1975)
  • Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
  • Penghargaan Adam Malik (1989)
  • The S.E.A. Write Award (1996)
  • Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya:

  • The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979)
  • The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985)
  • Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985)
  • The First New York Festival Of the Arts (1988)
  • Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989)
  • World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992)
  • Tokyo Festival (1995).

Akhir Hayat

Setelah sempat sakit-sakitan, W.S Rendra meninggal di usia 75 tahun pada Kamis (6/8/2009) pukul 22.10 WIB di RS Mitra Keluarga Depok.

Sebelumnya, Rendra dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung koroner.

Ia dimakamkan di Bengkel Teater Rendra, Cipayung, Depok, Jawa Barat.

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kemdikbud.go.id


TERBARU