> >

Rilis Lagu "Kanjuruhan", Iwan Fals Cerita tentang Gas Air Mata hingga Kebodohan dan Kemunafikan

Musik | 6 Oktober 2022, 05:05 WIB
IPenyanyi senior Indonesia, Iwan Fals, merilis lagu berjudul “Kanjuruhan”, yang liriknya menyoroti penggunaan gas air mata dan ratusan jiwa yang melayang terinjak-injak. (Sumber: Kompas.com/ANDIKA ADITIA)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Penyanyi senior Indonesia, Iwan Fals, merilis lagu berjudul “Kanjuruhan”, yang liriknya menyoroti penggunaan gas air mata dan ratusan jiwa yang melayang karena terinjak-injak.

Lagu tersebut diunggah di kanal Youtube Iwan Fals Official pada Rabu (5/10/2022), dan dalam delapan jam sudah ditonton sebanyak 113.462 kali.

Dalam lirik lagu itu, Iwan menyebut bahwa Kanjuruhan banyak mengajarkan tentang kepedulian, namun juga mengajarkan tentang kebodohan serta kemunafikan.

Berikut sebagian lirik lagu berjudul “Kanjuruhan” tersebut:

"Kanjuruhan banyak ajarkan tentang kebersamaan, tentang kepedulian.

Bunga-bunga yang bermekaran disirami air mata dan doa-doa.

Pergi, pergilah kau dengan senang hati, tak ada yang pernah siap melepasmu

Salam satu jiwa untuk prestasi

Baca Juga: Update Tragedi Kanjuruhan: 31 Anggota Polri Diperiksa terkait Pelanggaran Kode Etik

Salam penuh cinta untuk dunia.

Kanjuruhan banyak ajarkan tentang kebodohan, tentang kemunafikan

Awan gelap kegembiraan, semoga segera menyingkir dari langitku

Pergi, pergilah kau dengan senang hati

Tinggallah kami entahlah bagaimana nanti

Salam satu jiwa untuk sang sepi

Semoga semua ini tak terulang lagi

Aum Singo Edan rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya

Malang nian ratusan jiwa melayang, terinjak-injak kaki saudaranya sendiri

Malang nian, gas air mata melayang, nafas tersedak sesak di ruang terkunci

Malang nian engkau duhai, Sayang, tapi ku yakin Tuhan tunjukkan jalan

Malang nian engkau wahai, Sayang, kuyakin jalanmu kan terang benderang"

 

Sebelum merilis lagu “Kanjuruhan”,  penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto ini sudah beberapa kali menyanyikan lagu tentang tragedi yang menelan banyak korban jiwa, di antaranya “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” dan “1910”.

Lagu “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” yang dirilis tahun 1983 menceritakan tentang terbakarnya kapal Tampomas II.

Sementara, lagu “1910” bercerita tentang tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987.

Baca Juga: Soroti Tragedi Kanjuruhan, Iwan Fals: Jangan Kayak Kasus Sambo, Kelamaan

Peristiwa kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang merupakan kandang dari Arema FC, terjadi pada 1 Oktober 2022, seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.

Akibat kericuhan tersebut, sebanyak 131 orang dilaporkan meninggal dunia, dan ratusan lainnya terluka, serta semua pertandingan kompetisi di Liga 1 dihentikan untuk sementara.

Sebelumnya Iwan Fals turut menyoroti penanganan kasus tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang saat ini tengah diselidiki Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Dalam cuitan pada Selasa (4/10/2022), Iwan Fals nampak terkesan dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mendesak TGIPF agar dapat bergerak cepat dalam mengusut tuntas kasus tersebut.

Iwan membandingkan penanganan kasus tersebut dengan penanganan kasus Sambo yang dinilainya terlampau lama.

"Nah ya gitu. Jangan kayak kasus Sambo. Kelamaan," tulis Iwan Fals di Twitter.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU