> >

Berkaca dari Baim Wong, Ini Etika 'Ngonten' yang Baik, Kominfo Sudah Beri Peringatan soal Prank

Selebriti | 4 Oktober 2022, 11:42 WIB
Ilustrasi. Berkaca dari kasus Baim Wong yang membuat konten prank KDRT, berikut etika membuat konten di media sosial. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Konten "prank" Baim Wong tengah menuai kritikan lantaran dianggap membawa dampak buruk kepada masyarakat.

Terbaru, Baim Wong dan istrinya Paula Verhoeven dikecam lantaran menyebarkan video konten "prank" dengan berpura-pura menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan membuat laporan ke Polsek Kebayoran Lama.

Bahkan, buntut dari video tersebut Baim dan Paula dilaporkan ke polisi oleh organisasi Sahabat Polisi Indonesia karena dianggap membodohi masyarakat.

Meski saat ini konten "prank" Baim Wong itu sudah dihapus, namun publik telanjur menganggap aktor tersebut menyepelekan Institusi Polri. 

 

"Melaporkan BW dan istrinya P, kita dari Sahabat Polisi Indonesia, kami melaporkan karena ada 'prank' yang membodohi masyarakat, sehingga kami harus bertindak untuk memperbaiki nama institusi polri," ucap perwakilan Sahabat Polisi Indonesia, Tengku Zanzabella, Senin (3/10/2022).

Baca Juga: Proses Hukum 'Prank' Baim Wong dan Paula Verhoeven Berlanjut, meski Sudah Meminta Maaf

Lantas, bagaimanakah aturan membuat konten yang baik sehingga terhindar dari pelanggaran norma sosial dan hukum?

Etika Membuat Konten

Dalam hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) sudah sempat mewanti-wanti soal konten "prank".

"Jangan sampai kontenmu nanti jadi masalah, misalnya konten prank yang rugiin orang lain atau konten spill film di bioskop. Jangan ya," tulis akun Twitter Kemkominfo, 22 Februari 2022 lalu.

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU