> >

Profil Jemek Supardi, Maestro Pantomim yang Pernah Gelar Aksi Diam Yogyakarta-Jakarta

Selebriti | 17 Juli 2022, 07:25 WIB
Profil Jemek Supardi yang dikenal sebagai seniman pantomim asal Yogyakarta yang kerap menyuarakan ketimpangan sosial di masyarakat. Jemek Supardi meninggal dunia pada Sabtu petang (16/7/2022). (Sumber: Kompas.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Maestro pantomim, Jemek Supardi meninggal dunia di usia 69 tahun, Sabtu (16/7/2022). 

Ia dikenal sebagai seniman yang kerap menyuarakan ketimpangan sosial masyarakat.

Jemek Supardi meninggal di hari Sabtu (16/7/2022) sekitar pukul 17.30 di Nitriprayan, Bantul, DIY. 

Seniman Butet Kertaredjasa sempat mengucapkan belasungkawa dalam akun Facebooknya.

"SUMANGGA GUSTI. Sahabatku, teman seperjuangan di jagad teater Yogya, Jemek Supardi, telah pergi meninggalkan kita. Swarga langgeng. Sumangga Gusti," tulis Butet.

Baca Juga: Maestro Pantomim Indonesia Asal Yogyakarta Jemek Supardi Meninggal Dunia di Usia 69 Tahun

Profil Jemek Supardi

Jemek Supardi lahir pada 14 Maret 1953 di Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Nama Jemek Supardi dikenal sebagai seniman andal yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia pantomim.

Semasa hidupnya, ia telah melakukan berbagai pertunjukan di panggung pertunjukan, pasar, jalan, sampai kuburan.

Di pertunjukan-pertunjukan itu, Jemek kerap menyuarakan ketimpangan sosial masyarakat. 

Salah satu aksi ikoniknya yaitu saat menggelar aksi diam sepanjang Yogyakarta- Jakarta saat mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mundur.

Baca Juga: Kenalan dengan Pantomimer Wanggi, Sang Seniman “Bisu”

Ia juga sempat membuat heboh dengan menggelar pantomim 'Pak Jemek Pamit Pensiun' di sepanjang Malioboro yang membuat jalan tersebut macet total.

Itu dilakukannya sebagai bentuk ekspresi Jemek ketika pantomim tidak diikutsertakan dalam agenda Festival Kesenian Yogyakarta pada 1997.

Melansir berbagai sumber, Jemek Supardi mempelajari seni pantomim secara otodidak.

Ia bahkan hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Ia lantas bergabung di sejumlah kelompok teater seperti Teater Alam, Teater Boneka, dan Teater Dinasti.

Di situlah ia menemukan caranya sendiri untuk berekspresi sebagai seniman.

Ia pun juga rajin menonton pertunjukan pantomim dari luar negeri yang digelar di Yogyakarta.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di 24 Wilayah Indonesia Hari Ini, Mana Saja yang Terdampak?

Selama kurang lebih tiga dasawarsa menjadi seniman pantomim, ia sudah menciptakan puluhan karya.

Tiga terbaru karya Jemek Supardi yakni 'Jemek Ngudarasa' (2013), 'Buku Harian Si Tukang Cukur' (2012), 'Calegbrutusaurus' (2009) dan lainnya.

Sebagai apresiasi untuk dedikasinya, ia mendapat penghargaan seni dari Sultan Hamengku Buwono IX.

Jemek Supardi meninggal dalam tidurnya. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih karena infeksi paru-paru.

Selamat jalan maestro pantomim Indonesia. 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Berbagai Sumber


TERBARU