> >

Masih Suka Buang-Buang Makanan? Stop Sekarang, Ini Bahayanya

Lifestyle | 22 Februari 2021, 19:27 WIB
Ilustrasi limbah makanan (Sumber: Shutterstock/JCHIZHE via Kompas.com)

SOLO, KOMPAS.TV - Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil food waste atau limbah makanan tertinggi di dunia.

Hal tersebut tercantum dalam laporan berjudul “Fixing Food: Towards the More Sustainable Food System” yang dirilis The Economist pada 2011. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa rata-rata orang Indonesia membuang pangan sekitar 300 kilogram setiap tahunnya.

Selain jadi hal yang memprihatinkan, hal tersebut juga sekaligus jadi ironi tersendiri. Pasalnya, di saat yang sama masih banyak orang Indonesia yang mengalami kekurangan pangan bahkan kelaparan.

Baca Juga: Membuat Ecobrick, Meminimalisir Sampah Sekaligus Hiasi Lingkungan

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk di Indonesia adalah 17,7 persen. Angka tersebut relatif turun jika dibandingkan pada data tahun 2013 yakni sekitar 19,6 persen.

Limbah makanan telah jadi permasalahan global. Tidak sekedar mubazir, makanan yang terbuang dan menjadi limbah makanan membawa dampak yang berbahaya bagi lingkungan.

Melansir Forbes, limbah makanan yang terbuang dapat menyebabkan pemborosan air. 

Baca Juga: Kerajinan Bunga Kering Nan Indah Dari Limbah Organik

Sebesar 25 persen air di dunia terbuang setiap tahun untuk sampah makanan. Selain itu, menanam makanan yang terbuang percuma akan menghabiskan 21% air tawar, 19% pupuk, 18% lahan pertanian, dan 21% dari volume tempat pembuangan.

Dampak lain yang ditimbulkan limbah makanan bagi lingkungan adalah pencemaran. Polusi udara hadir menyertai limbah makanan yang dibuang percuma.

Penulis : Gempita-Surya

Sumber : Kompas TV


TERBARU