> >

Dua Media Asing Soroti Kebijakan Pemerintah Menggunakan Influencer Terkait Vaksinasi

Selebriti | 15 Januari 2021, 18:08 WIB
Tangkapan layar saat Raffi Ahmad menghadiri pesta setelah disuntik vaksin. (Sumber: Instagram/@anyageraldine)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Dua media asing, Arab News dan Reuters, menyoroti Raffi Ahmad sebagai salah satu influencer di Indonesia karena tindakan cerobohnya usai mendapat suntikan vaksin bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tokoh-tokoh lainnya di Istana Negara, Rabu (13/1/2021)

Malam di hari yang sama, Raffi bersama artis-artis lain kedapatan berpesta sambil melepas masker serta tidak menjaga jarak. Alhasil, sikapnya itu menuai kecaman, baik dari netizen maupun pihak istana.

Sorotan pertama seperti dilakukan Reuters. Dilansir dari Kompas.com, Reuters menurunkan judul "Instagram influencers are a vaccine priority in wary Indonesia" pada Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Soal Ahok Lepas Masker saat Ikut Pesta Ulang Tahun Bareng Raffi Ahmad, Ini Kata Istana

Mereka menulis:

“Memutuskan siapa yang harus menjadi yang pertama dalam antrean dosis vaksin terbatas telah menjadi tantangan di seluruh dunia, dengan banyak negara memprioritaskan tenaga medis yang rentan dan lansia,” tulis Reuters.

Reuters pun mewawancarai pihak pemerintah melalui Siti Nadia Tarmidzi sebagai Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan.

Kepada Reuters, Siti mengungkapkan pemilihan influencer merupakan strategi komunikasi pemerintah yang disengaja.

Raffi dipilih salah satunya karena memiliki hampir 50 juta pengikut di Instagram. Sementara itu, orang-orang Indonesia merupakan pengguna media sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) terbanyak di dunia.

Baca Juga: Polisi Benarkan Ada Ahok Dalam Pesta yang Dihadiri Raffi Ahmad

“Namun keputusan untuk memasukkan influencer media sosial ke dalam daftar prioritas menjadi bumerang ketika foto Raffi menunjukkan dia berpesta beberapa jam setelah dia diberi suntikan yang tidak langsung memberikan kekebalan,” tulis Reuters lagi.

Selain itu Reuters juga mewawancarai salah satu pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana. Irma mengkritik pemerintah yang seharusnya memilih petugas kesehatan untuk divaksin awal-awal, bukan influencer.

“Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dalam memprioritaskan siapa yang mendapat vaksin terlebih dahulu,” kata Irma.

Reuters juga menulis bahwa Raffi telah meminta maaf ke publik, namun polisi sedang menyelidiki pelanggaran hukum yang mungkin telah diperbuatnya.

Selain Reuters, Arab News juga memberikan sorotan senada dan bertanya ke Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.

Mereka mempertanyakan tanggapan pemerintah tentang strategi komunikasinya yang melibatkan publik figur atau influencer yang datang ke pesta dengan melepas masker dan tanpa jaga jarak.

Baca Juga: Dokter Tirta Angkat Bicara Ulah Raffi Ahmad: Pemerintah Evaluasi Pemilihan Influencer

Lewat konferensi pers harian oleh Satgas Penanganan Covid-19 yang disiarkan di laman Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (14/1/2021), Wiku mengakui apa yang dilakukan Raffi Ahmad keliru.

“Dan hal-hal bisa terjadi, kesalahan bisa terjadi, dan tentu saja itu telah diklarifikasi sendiri (oleh Raffi)," katanya lewat konferensi pers.

Istana Kepresidenan memastikan Raffi Ahmad akan menjadi perwakilan milenial atau influencer terakhir yang mendapatkan prioritas vaksin dari pemerintah pusat.

Artinya, pada tahap vaksinasi berikutnya tidak akan lagi ada influencer yang divaksinasi.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, saat dikonfirmasi, seperti dikutip Jumat (15/1/2021).

"Tentunya tahap berikutnya sudah tidak ada itu (influencer) bergulir, sebagaimana jadwal dari Kementerian Kesehatan," kata Heru dalam keterangannya.

Penulis : Gading Persada Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU