> >

BPDPKS Sebut Indonesia akan Produksi 50 Juta Ton Minyak Sawit di 2025

Ekonomi dan bisnis | 24 Maret 2024, 22:00 WIB
BPDPKS gelar GenSawit Talkshow di Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/3/2024). Indonesia menargetkan bisa memproduksi lebih dari 50 juta ton minyak sawit pada tahun 2025. (Sumber: BPDPKS)

Dalam talkshow itu, Kepala Kantor Wilayah DJPb Sumatera Barat, Syukriah HG menekankan, untuk menghadapi Indonesia Emas 2045 maka generasi muda saat ini akan menjadi penerus berkembangnya kelapa sawit. 

Baca Juga: Wakil Mendag Jerry Sambuaga Angkat Bicara soal Isu 'Black Campaign' Industri Sawit Indonesia

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian, diharapkan anak muda bisa membuat sawit menjadi komoditas multi guna dan bermanfaat untuk semua.

"Semoga dengan adanya acara ini membuka cara berpikir kita, mengubah pola pikir generasi muda untuk ikut aktif terjun langsung dalam memajukan sawit khususnya di Sumatera Barat," ucap Syukriah. 

"Pesan saya, waktu itu sangat berharga, jangan sia-siakan waktu, karena kita berpacu dengan waktu, kalian adalah pilar-pilar baru untuk perekonomian Indonesia khususnya di Sumatera Barat," lanjutnya. 

Pada kesempatan yang sama, Bidang Kompartemen Media Relations Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fenny Sofyan mengungkap, minyak sawit Indonesia sangat dibutuhkan oleh negara lain. Seperti Pakistan, India, dan negara Eropa. 

Lantaran minyak sawit bisa diolah menjadi bahan baku berbagai produk. Seperti makanan, kosmetik, hingga bahan bakar. 

Baca Juga: Apa Itu Minyak Makan Merah dan Manfaatnya? Jokowi Sebut Harganya Lebih Murah daripada Minyak Goreng

Fenny juga menyinggung booming komoditas saat pandemi Covid dan saat awal perang Rusia-Ukraina meletus. Harga komoditas yang tinggi, termasuk sawit, menyelamatkan keuangan negara.

"Jadi secara tidak langsung kita juga bagian dari perekonomian dunia dan kebutuhan kita di indonesia pun juga bertambah seiring bertambahnya konsumsi," kata Fenny. 

Menurutnya, generasi muda jug patut berbangga, sebab sawit satu-satunya bahan pangan yang tidak impor melainkan mengekspor. Sehingga optimalisasi pengolahan sawit penting agar semua manfaatnya dinikmati masyarakat Indonesia. 

"Supaya masyarakat kita tahu bahwa sawit kita ini adalah sumber kekayaan yang harus kita jaga dan jangan sampai dijajah oleh orang asing," sebutnya. 

Baca Juga: Garuda Indonesia Terbang Jakarta-Solo PP Pakai Bioavtur Minyak Sawit, Diklaim Pertama di Dunia

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengungkap, minyak sawit merupakan minyak yang paling sustainable, dari 4 minyak nabati di dunia (kelapa sawit, soybean oil, rapeseed, sunflower oil), sawit satu-satunya minyak yang emisinya paling rendah.

"Kerusakan biodeselnya paling rendah juga, pantaslah kalau minyak nabati yang lain menyerang sawit, karena kalah mutu, kalah harga, makin terdesak, maka dibuatlah kampanye-kampanye negatif terhadap sawit," tegasnya. 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU