> >

Mendag Zulhas Ungkap Beras SPHP Langka di Ritel Moderen karena Untungnya Sedikit

Ekonomi dan bisnis | 14 Februari 2024, 19:30 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas saat meninjau Pasar Tanah Abang, Kamis (28/9/2023). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkap faktor yang membuat beras premium kemasan 5 kg langka di ritel moderen. 

Menurutnya, para peritel hanya menjual sedikit beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berasal dari pemerintah, karena keuntungannya sedikit. Ia menyebut para peritel hanya dapat keuntungan Rp200 dari setiap kilogram beras yang dijual.  

“Rupanya di pasar itu kemarin agak malas jual beras Bulog, berasnya bagus, harganya murah, karena untungnya sedikit hanya Rp200. Maka subsidi untungnya sekarang dinaikin menjadi Rp500,” kata pria yang akrab disapa Zulhas ini usai mencoblos di TPS 179 Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024). 

Beras SPHP adalah beras Bulog yang disubsidi pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan. Sehingga peritel tidak bisa menjual mereka dengan harga di atas HET. Namun peritel tradisional sudah menjual beras SPHP di atas harga HET. 

Baca Juga: Bansos Sebabkan Pasokan Beras di Yogyakarta Menurun

Ia menjelaskan, beras SPHP dikirim ke pasar tradisional dengan tambahan biaya Rp210 per kg untuk biaya pengemasan. Namun saat ini pasar bisa mengemasnya sendiri sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih. 

Zulhas menambahkan, saat ini pemerintah juga memberikan subsidi Rp500 per kg untuk beras SPHP. 

“Pasar bisa packing sendiri, dapat upah lagi Rp210, ditambah untung Rp500. Jadi bisa untung Rp710 kan menarik. Mudah-mudahan ini pedagang di pasar akan tertarik untuk membantu masyarakat yang kesulitan karena harga beras naik,” tuturnya. 

Selain itu, mahalnya harga beras juga karena lambatnya masa tanam dan panen.

Baca Juga: Bapanas Sebut Kelangkaan Beras Premium di Ritel Modern Bukan karena Program Bantuan Pangan

"Begini beras itu memang kita lambat kan nanamnya lambat panennya lambat," ucapnya.  

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU