> >

Jokowi Ingatkan Perbankan soal Kredit Usaha: Kok Peredaran Uangnya Makin Kering?

Perbankan | 30 November 2023, 08:31 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (29/11/2023) (Sumber: Setkab.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan untuk lebih banyak mengucurkan kredit modal kepada dunia usaha, termasuk UMKM. Jokowi mengaku belakangan kerap mendapat keluhan dari para pebisnis, perihal "keringnya" aliran modal dari bank. 

Hal itu ia sampaikan saat berpidato dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (29/11/2023)

"Meskipun kalau kita lihat kadang-kadang di bawah, saya tadi sampaikan ke Pak Gub, “Pak Gub, saya mendengar dari banyak pelaku-pelaku usaha, ini kelihatannya kok peredaran uangnya makin kering di pelaku-pelaku.” Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak yang dipakai membeli SRBI atau SVBI, sehingga yang masuk ke sektor riil menjadi berkurang," kata Jokowi dikutip dari Breaking News Kompas TV. 

Baca Juga: Garuda Indonesia Online Travel Fair Kembali Digelar, Ada 10.000 Tiket dengan Diskon sampai 80 Persen

SRBI adalah Sekuritas Rupiah Bank Indonesia. Sedangkan SVBI adalah surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Keduanya merupakan instrumen keuangan baru dari BI untuk memperkuat kebijakan suku bunga acuan.

Meski begitu, Jokowi nengingatkan perbankan tetap harus menjaga prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Menurutnya sah-sah saja jika bank ingin membeli SRBI dan SVBI, tapi tetap harus menyalurkan kredit agar sektor riil tumbuh. 

"Dan saya mengajak seluruh perbankan memang harus prudent, memang harus hati-hati, tetapi tolong lebih didorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM. Jangan semuanya ramai-ramai membeli yang tadi saya sampaikan ke BI maupun ke SBN, meskipun juga boleh-boleh saja, tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun yang lalu," ujar Jokowi. 

Baca Juga: Di Kasus Cukai, Pemerintah Sebut Sanksi Denda Lebih Jera Dibanding Pidana

"Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati. Kredit terlalu hati-hati, kredit semuanya terlalu hati-hati akibatnya kering perputaran di sektor riil. Tetapi yang paling penting juga antisipasi terhadap semua skenario ke depan," katanya lagi. 

Ia kemudian menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang rata-rata di kisaran 5 persen, masih lebih baik dari negara lainnya. Di mana pertumbuhan ekonomi Malaysia 3,3 persen, Amerika 2,9 persen, Korea Selatan 1,4 persen, EU/Uni Eropa 0,1 persen. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU