> >

Bikin Tenang, Jokowi Sebut Stok Beras Aman dan Bilang Butuh Impor untuk Stabilkan Harga

Ekonomi dan bisnis | 13 Oktober 2023, 21:47 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai mengikuti acara panen raya di Kabupaten Indrawamayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023). Jokowi menyebut stok beras di Indonesia saat ini aman meski tetap dibutuhan impor. (Sumber: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

INDRAMAYU, KOMPAS.TV  - Cadangan beras pemerintah masih aman di tengah fenomena El Nino, namun membutuhkan pasokan impor untuk menstabilkan harga yang meningkat di pasaran.

Penjelasan itu disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi saat mengecek panen raya di Desa Karanglayu, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023).

”Saya melihat ke bawah (lapangan) itu untuk memastikan produksi itu masih baik,” ujarnya, dikutip Kompas.id.

Menurut Jokowi, produktivitas sawah di daerah lain berkisar 7 ton GKP, sementara di Karanglayu rata-rata 8,6 ton gabah kering panen (GKP) per hektar, bahkan  bisa mencapai 9 ton GKP.

Baca Juga: Bulog Wilayah Sumatera Utara Pastikan Isu Beras Plastik Hoaks

Peningkatan hasil panen itu, kata Jokowi, karena didukung pasokan air irigasi teknis.

Terpisah, Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, panen raya di daerah itu masih berlanjut hingga beberapa minggu ke depan.

Menurut dia, produksi gabah kering giling (GKG) di Indramayu saat ini berkisar 1,2 juta ton.

”Kami harapkan (produksi) sampai 1,5 juta-1,6 juta ton (GKG) akhir tahun,” ujarnya.

Nina mengakui, sejumlah daerah di Indramayu tidakmaksimal menghasilkan padi karena sempat terdampak El Nino.

”Yang kekeringan hanya 5 persen dari 125.000 hektar (atau 6.250 hektar). Jadi, sedikit sekali,” ujarnya.

Sementara Abbas Kartam selaku Ketua Kelompok Tani Asri Wijaya, menyebut petani sedang menikmati tingginya harga gabah saat panen. Namun, ia mengaku khawatir jika harganya anjlok.

Baca Juga: Satgas Pangan Akan Menindak Tegas Pelaku Penyelewengan Beras Subsidi

"Padahal, petani sudah susah payah menanam. Yang penting harga jangan kurang dari Rp6.000 per kilogram untuk GKP,” harapnya.

Terlebih, kata dia, saat musim penghujan  pada awal tahun harganya  kerap lebih rendah dibandingkan musim tanam kedua, bahkan  bisa kurang dari Rp6.000 per kg untuk GKP.

”Kami juga berharap pupuk (subsidi) lancar. Petani kadang kekurangan jadi beli nonsubsidi,” sambung Abbas.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.id


TERBARU