> >

Erick Thohir soal Impor KRL Bekas: Hanya untuk Tutupi Gap Kebutuhan 6-7 Bulan ke Depan

Ekonomi dan bisnis | 6 Juni 2023, 08:48 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, impor kereta rel listrik (KRL) hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek sembari menunggu produksi kereta dari PT Industri Kereta Api (INKA) selesai. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, impor kereta rel listrik (KRL) hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek sembari menunggu produksi kereta dari PT Industri Kereta Api (INKA) selesai.

“Kalaupun ada impor, seminimal mungkin yang kita minta. Karena itu hanya menutupi yang namanya gap dari kebutuhan 6 bulan atau 7 bulan ke depan,” kata Erick saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6/2023). 

Erick menjelaskan, berdasarkan hasil rapat dengan INKA dan PT KAI, terdapat pertumbuhan penumpang yang melebihi prediksi pascapandemi COVID-19 berakhir.

Kenaikan jumlah penumpang disebutnya tidak hanya terjadi pada penumpang kereta, namun pada penumpang pesawat di Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai, Bali.

“Hari ini memang sudah tinggi sekali dari angka sebelum COVID-19 di Soekarno Hatta. Di Bali pun akan menjadi catatan karena pasti Bali 4 bulan lagi akan ada announcement yang sama jumlah penumpang akan melebihi daripada yang sudah ditargetkan,” ujarnya. 

Baca Juga: Update Jadwal KRL Solo-Jogja 5 -11 Juni, Ada Keberangkatan Malam, Awas Ketinggalan

Ia menyebut impor kereta bekas menjadi salah satu solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek pengguna kereta.

Lantaran pembangunan infrastruktur, salah satunya pembuatan kereta, akan selalu menjadi permasalahan baru ketika ekonomi dunia telah pulih dari efek pandemi COVID-19. Meskipun, masih ada ketegangan geo politik dan permasalahan dari pemenuhan supply chain.

“Tentu Alhamdulillah buat Indonesia ini hal yang positif. Karena itu INKA sendiri setelah saya periksa, memang untuk mengikuti suplai kebutuhan kereta api kemarin memang salah satunya yaitu melakukan impor tetapi harus diiringi produksinya sendiri ini,” ujarnya. 

Ia juga menegaskan pemerintah berupaya menambah kemampuan produksi INKA. Yakni dengan menyuntikkan dana sebesar Rp3 triliun kepada INKA melalui dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tunai tahun anggaran 2024.

Dana tersebut akan digunakan sebagai tambahan modal bagi INKA guna mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan kereta api untuk gerbong-gerbong barunya.

Baca Juga: 3 Dampak Penerapan Gapeka 2023 terhadap KRL Jabodetabek Mulai 1 Juni

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU