> >

Wapres Minta Perbankan Perkuat Keamanan IT agar Siap Antisipasi Pembajakan yang Kian Marak

Perbankan | 15 Mei 2023, 19:42 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat meninjau klaster edukasi yang merupakan salah satu klaster Program Kampung Bahari Nusantara binaan TNI Angkatan Laut di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Senin (15/5/2023). (Sumber: Instagram @kyai_marufamin)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memperkuat keamanan sistem teknologinya, menyusul adanya kasus peretasan yang menyebabkan gangguan layanan BSI.

“Saya minta BSI membenahi sistem teknologinya supaya tidak terjadi lagi, dan sekarang juga cepat untuk mengembalikan, sehingga tidak mengganggu (layanan) dan merusak kepercayaan (nasabah),” kata Wapres usai meresmikan Kampung Bahari Nusantara TNI AL Tahun 2022, di Kepulauan Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Senin (15/5/2023).

Ma'ruf mengatakan, meskipun saat ini kondisi layanan BSI telah pulih, pengamanan sistem teknologi harus diperkuat.

Termasuk menyiapkan berbagai langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

“Bukan hanya BSI saya kira, bank-bank syariah yang lain juga harus antisipatif,” ujarnya.

Baca Juga: BSI Gangguan Berhari-hari, Apkasindo Minta Bank Konvensional Diizinkan Beroperasi Lagi di Aceh

“Karena itu, kepada seluruh bank, baik yang syariah maupun konvensional supaya lebih siap dengan situasi terjadinya pembajakan-pembajakan,” tambahnya.

Diberitakan Kompas TV sebelumnya. Kelompok peretas atau hacker ransomware, Lockbit 3.0 mengeklaim telah menyerang sistem BSI.

Adapun dalam pengakuannya, mereka juga mencuri 1,5 terabyte data, di antaranya berisi informasi pribadi dari 15 juta nasabah dan karyawan BSI.

Dalam pernyataannya, Lockbit juga meminta pihak BSI untuk menghubungi para peretas dalam waktu 72 jam untuk menyelesaikan masalah. 

Mereka juga mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi dengan pihak BSI gagal. 

Baca Juga: Diduga Jadi Penyebab Gangguan Layanan BSI, Apa Itu Ransomware?

Hari ini, Senin 15 Mei adalah batas waktu 72 jam yang diberikan Lockbit untuk negosiasi dengan BSI. Namun, pihak BSI belum memberikan pernyataan terkait hal ini.

Kompas TV sudah menanyakan hal ini kepada Sekretaris Perusahaan BSI Gunawan Arif Hartoyo.

"Nanti kami keluarkan rilis ya," jawabnya singkat.

Berikut isi klaim Lockbit 3.0 secara lengkap:

Pada 8 Mei, kami menyerang Bank Syariah Indonesia, menghentikan sepenuhnya semua layanannya. Manajemen bank tidak dapat memikirkan hal yang lebih baik daripada berbohong kepada pelanggan dan mitra mereka, melaporkan ada semacam "pekerjaan teknis" sedang dilakukan di bank.

Kami juga ingin memberi tahu Anda bahwa selain kelumpuhan bank, kami mencuri sekitar 1,5 terabyte data pribadi.

Baca Juga: Minta Sensus Pertanian Diadakan 5 Tahun Sekali, Jokowi Sebut RI Sering Kedodoran Kalau Soal Data

Data yang dicuri meliputi:

  1. 9 database yang berisi informasi pribadi lebih dari 15 juta pelanggan, karyawan (nomor telepon, alamat, nama, dokumen informasi, jumlah rekening, nomor kartu, transaksi dan banyak lagi)

  2. dokumen keuangan

  3. dokumen hukum

  4. NDA

  5. Kata sandi untuk semua layanan internal dan eksternal yang digunakan di bank

Kami memberikan waktu 72 jam kepada manajemen bank untuk menghubungi LockbitSupp dan menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga: KAI Luncurkan 5 Kereta Baru, Ada Jakarta-Jember, Harga Tiket Eksekutif Promo Rp200.000

P.S. Untuk semua pelanggan dan mitra bank yang datanya telah dicuri.

Jika Bank Syariah Indonesia menghargai reputasinya, pelanggan dan mitra, mereka akan menghubungi kami dan Anda tidak akan terancam.

Jika tidak, kami merekomendasikan Anda untuk menghentikan kerja sama dengan perusahaan ini.

 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Antara/Kompas TV


TERBARU