> >

Luhut akan Usul ke Jokowi agar Kirim Lebih Banyak Mahasiswa RI Belajar ke China

Ekonomi dan bisnis | 5 April 2023, 19:16 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada Selasa (4/4/2023). Luhut menyebut Wang Yi kini menjadi diplomat tertinggi mewakili China. (Sumber: Instagram @luhut.pandjaitan)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, dirinya akan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk belajar ke China. 

Mahasiswa Indonesia akan dikirim untuk belajar soal teknologi mobil listrik dan pendukungnya. Luhut menilai, teknologi China dalam bidang itu sangat maju.

Hal itu ia sampaikan usai bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada Selasa (4/4/2023).

Luhut menyebut bahwa Wang Yi kini menjadi diplomat tertinggi mewakili China.

"Kami bicara mengenai banyak hal terkait kepentingan Indonesia dan Tiongkok di beberapa proyek kerja sama, seperti GMF-BRI dan South-South Cooperation. H.E Wang Yi menganggap Indonesia sebagai partner yang setara," tulis Luhut seperti dikutip dari Instagramnya, Rabu (5/4/2023). 

Baca Juga: Stafsus Sri Mulyani Jelaskan Duduk Kasus Ekspor Emas Rp189 T yang Bikin Geger

"Ini yang menurut saya penting, Karena berarti kami sejalan tentang satu hal yakni melihat suatu negara dari "outcome" yang mereka hasilkan untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya, pas dari apapun perbedaan ideologi negara tersebut," ujar Luhut. 

Ia mengatakan, China dan Indonesia akan mempererat kolaborasi pengembangan Electric Vehicle, karena RI punya market dan material (Lithium Battery dan Hidrogen).

Sementara China punya CATL, yang sudah diakui dunia sebagai perusahaan produsen baterai dengan teknologi paling mumpuni.

"Untuk itulah saya akan mengusulkan ke Presiden @jokowi agar mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar ke Tiongkok, bukan hanya vocational training saja tetapi belajar pengembangan teknologi EV hingga akhirnya bisa kita implementasikan di Indonesia," tutur Luhut. 

Penulis : Dina Karina Editor : Fadhilah

Sumber :


TERBARU