> >

Kisah Teks Proklamasi Disusun Jelang Makan Sahur, Indonesia pun Merdeka di Bulan Puasa

Cerita | 24 Maret 2023, 08:59 WIB
Prosesi pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945 (Sumber: Kemendikbud)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bulan Puasa punya nilai sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Di bulan Ramadan yang penuh ampunan itu, Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945. 

Sebelum proklamasi dibacakan, diadakan rapat persiapan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda, Jakarta, pada malam tanggal 16 Agustus 1945 atau 9 Ramadan 1364 Hijriah.  

Rapat di rumah perwakilan Jepang di Indonesia itu, dihadiri sejumlah tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sayuti Melik, para pemuda, dan para anggota Cuo San In (semacam dewan perwakilan) yang ada di Jakarta.

Baca Juga: Cerita Mendebarkan Latief Hendraningrat, Pengibar Bendera Merah Putih Saat Proklamasi Kemerdekaan RI

Usai menyusun konsep yang akan dibacakan, Soekarno membuka rapat dan membacakan rapat pernyataan kemerdekaan yang sudah disusun, perlahan-lahan dan berulang-ulang.

Dalam buku "Menuju Gerbang Kemerdekaan" karya Mohammad hatta, dituliskan bahwa sesudah naskah dibacakan dihadapan peserta rapat, Soekarno pun bertanya kepada yang hadir, "Dapatkan saudara-saudara ini setuju?" Gemuruh suara mengatakan setuju. Soekarno harus mengulang pertanyaannya, dan dijawab oleh peserta yang hadir serempak "setuju!".    

Setelah itu, Soekarno pun menyatakan bahwa teks proklamasi akan dibacakan pada esok pagi, Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Teks akan dibacakan di halaman rumahnya di Pegangsaan Timur 56.

Maka sidang bersejarah itu berakhir pukul 03.00 dinihari. Laksamana Maeda dan para pembantunya memberikan selamat kepada peserta rapat. Sementara Hatta, sebelum pulang masih dicegat oleh beberapa wartawan, salah satunya Burhanuddin Diah.

"Saudara-saudara sudah bekerja keras, tapi saudara harus meneruskan pula dengan giat pekerjaan baru yaitu memperbanyak teks proklamasi itu," kata Hatta.

Teks proklamasi pun selesai disusun jelang makan sahur. Maka sebelum pulang, Hatta masih sempat makan sahur di rumah Laksamana Maeda. Menunya telur, roti dan ikan sardin karena tidak ada nasi. "Tetapi cukup mengeyangkan," kata Hatta.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU