> >

Muhammadiyah Tetapkan Lebaran 2 Mei 2022, Bagaimana dengan Pemerintah? Begini Penjelasan MUI

Panduan | 16 April 2022, 07:36 WIB
Ilustrasi Salat Idulfitri. (Sumber: Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran 1443 Hijriah jatuh pada tanggal 2 Mei 2022.

Hal itu diumumkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Agung Danarto saat mengumumkan awal Ramadan 1443 Hijriah.

“Umur Bulan Ramadan 1443 Hijriah 30 hari, dan tanggal 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022,” kata Danarto pada Februari lalu dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

Sehingga warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat tarawih terakhir Ramadan 1443 H pada Sabtu, 30 April 2022.

Baca Juga: Cantik dan Eksklusif, Mukena dan Hijab Sulam Laris Diburu Untuk Lebaran

Muhammadiyah sebelumnya telah menetapkan 1 Ramadan 1443 H jatuh pada 2 April 2022, atau sehari sebelum penetapan 1 Ramadan oleh pemerintah.

Hingga saat ini, mendekati pertengahan Ramadan, pemerintah belum menetapkan kapan Hari Raya Idulfitri 1443 H akan jatuh.

Biasanya, pemerintah menetapkan 1 Syawal dengan menggelar sidang isbat (penetapan), yang dilaksanakan di akhir bulan Ramadan.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan yang dikonfirmasi Sabtu (2/4/2022), menyebut ada potensi Lebaran akan dirayakan bersamaan dengan Muhammadiyah.

"Ya, betul, soal Idulfitri berpotensi sama," tuturnya.

Diketahui, Kementerian Agama dan Muhammadiyah menetapkan tanggal berbeda untuk awal Ramadan 1443 Hijriah.

Warga Muhammadiyah mulai berpuasa sejak Sabtu, 2 April 2022. Sementara Kemenag berdasarkan hasil sidang isbat, menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu, 3 April.

Perbedaan awal Ramadan ini membuat sebagian masyarakat khawatir hal yang sama juga akan terjadi pada Hari Raya Idulfitri.

Amirsyah berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari Lebaran. Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat.

"Atas perbedaan itu pemerintah harus lebih arif dan bijaksana mendengar masukan dari berbagai pihak, sehingga tidak ada potensi perbedaan masuk 1 Syawal 1443 H," kata Amirsyah dikutip dari Tribunnews.

Amirsyah mengatakan ibadah puasa dilakukan berdasarkan niat dan dijalankan sesuai syarat dan rukun.

Baca Juga: Ada Perbedaan Penentuan Awal Ramadan, MUI Yakin Idulfitri Dirayakan Bersamaan

Karena itu, kata dia, masyarakat tak perlu khawatir soal lamanya puasa, apakah 29 atau 30 hari.

"(Puasa mereka) sah sesuai niat, syarat, dan rukunnya," ungkapnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU