> >

Sri Mulyani Sebut Anggaran Kemiskinan Tidak Habis untuk Rapat, tapi Diberi Langsung ke Rakyat

Ekonomi dan bisnis | 1 Februari 2023, 11:21 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan anggaran kemiskinan disalurkan langsung kepada mayarakat yang berhak. (Sumber: setkab.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklarifikasi pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas soal anggaran kemiskinan.

Anas sebelumnya mengingatkan agar  anggaran kemiskinan Rp526 triliun jangan lebih banyak digunakan untuk kegiatan sosialiasi dan rapat di hotel.

Sri Mulyani menjelaskan, anggaran kemiskinan sudah disusun sedemikian rupa agar langsung tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Seperti contohnya Program Keluarga Harapan yang langsung diterima 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPH) setiap bulannya.

"Kalau anggaran bansos (bantuan sosial) dan program-program untuk mendukung pengurangan kemiskinan, tahun lalu kan Rp 460 triliun, itu sebagian besar adalah program yang langsung diterima oleh kelompok miskin," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga: Jawaban Sri Mulyani Soal Namanya Masuk Bursa Calon Gubernur BI

"Itu enggak ada seminar-seminar, wong sudah ada by name, by address, by account number," tambahnya.

Skema serupa juga diilakukan untuk program Kartu Sembako, bantuan pangan untuk lansia dan penyandang disabilitas.

Dengan cara seperti itu dan jumlah penerima yang ditetapkan sebelumnya, anggarannya menjadi jelas peruntukannya.

"Jadi yang dilakukan oleh Ibu Kementerian Sosial yang membuat pahlawan ekonomi nusantara, pemberian makanan dukungan untuk lansia yang kurang mampu, itu semuanya adalah langsung dilakukan (ke penerima)," tutur perempuan yang bertugas sebagai Bendahara Negara ini.

Sri Mulyani pun menjelaskan maksud pernyataan Azwar Anas, yakni belanja pemerintah baik pusat maupun daerah, yang banyak digunakan untuk perjalanan dinas, seminar, hingga rapat.

Ia bilang, belanja pemerintah tersebut memang terus diupakan untuk ditekan agar bisa dialihkan ke belanja yang produktif.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com, Kompas TV


TERBARU