> >

Rupiah Melemah Jadi Rp15.730 Per Dollar AS, Demonstrasi di China Salah Satu Penyebabnya

Ekonomi dan bisnis | 29 November 2022, 10:38 WIB
Ilustrasi: Pekerja menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. Rupiah pagi ini (29/11/2022) melemah delapan poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.730 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.722 per dolar AS. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa (29/11/2022) pagi. Rupiah pagi ini melemah delapan poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.730 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.722 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank melemah karena dipengaruhi demonstrasi di China serta komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).

Ariston menjelaskan, protes menentang kebijakan lockdown besar-besaran di China bisa mengganggu perekonomian negara itu dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China.

Baca Juga: Sudah Dapat PMN Rp5 T di 2022, PLN Minta Tambahan Modal Lagi Rp10 T di 2023

"Selain itu kebijakan suku bunga tinggi The Fed untuk menekan turun inflasi AS, memicu penguatan dolar AS," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara. 

Presiden The Fed St Louis, James Bullard, mengatakan pada Senin (28/11) bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga lagi, untuk mendapatkan kendali inflasi dan menurunkan kembali menuju target bank sentral 2 persen.

Dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch, Bullard mengatakan pasar keuangan meremehkan kemungkinan pembuat kebijakan yang lebih agresif tahun depan, dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.

Presiden The Fed New York John Williams dalam pidatonya di Economic Club of New York mengatakan, bahwa para pejabat memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengekang inflasi yang masih terlalu tinggi.

Baca Juga: Tolak Kenaikan UMP 2023, KSPI Minta Gubernur Revisi Sesuai Usulan Buruh

Sementara itu pelemahan rupiah juga dipengaruhi permintaan dolar AS yang biasanya tinggi menjelang akhir tahun untuk kegiatan korporasi seperti pembayaran utang.

"Permintaan yang tinggi sementara suplai tidak bertambah bisa mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpeluang melemah ke kisaran Rp15.750-Rp15.780 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp15.680-Rp15.700 per dolar AS.

Pada Senin (28/11) rupiah ditutup melemah 55 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp15.728 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.673 per dolar AS.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU