> >

Harga Beras Naik, Pedagang Warteg Mengeluh Porsi Nasi Pelanggan Dikurangi

Ekonomi dan bisnis | 17 November 2022, 13:11 WIB
Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022). Pedagang warteg yang tergabung dalam Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) mengeluhkan kenaikan harga beras kualitas medium beberapa waktu terakhir. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kenaikan harga beras medium beberapa waktu terakhir, dikeluhkan para pedagang warteg yang tergabung dalam Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara). Ketua Kowantara Mukroni mengatakan, saat ini beras kualitas medium naik berkisar Rp500 per kilogram.

Kenaikan itu memang terlihat sedikit, namun jika dikalikan dengan banyaknya beras yang dibeli pedagang warteg, jumlahnya jadi besar juga.

"Banyak anggota mengeluhkan. Membuat pusing pedagang warteg, tidak bisa memprediksi untuk menyediakan bahan baku yang pasti," kata Mukroni seperti dikutip dari Antara, Kamis (17/11/2022).

Meski harga beras naik, mereka belum bisa menaikkan harga menu makan karena daya beli masyarakat yang belum pulih total akibat pandemi COVID-19. Solusinya, pedagang mengurangi porsi menu makan pelanggan.

Baca Juga: Stok Bulog Menipis, Buwas Minta Pemerintah Impor Beras

"Untuk omzet masih belum stabil, pekan ini bagus, besok tidak. Tapi, penurunannya belum bisa diprediksi," ujar Mukroni.

Ia menjelaskan kebutuhan beras untuk masing-masing warteg berbeda-beda. Semakin banyak pelanggan, maka jumlah beras yang dibutuhkan lebih banyak. Mukroni pun berharap pemerintah dapat segera menstabilkan kembali harga beras kualitas medium di pasar.

"Rata-rata warteg yang omzet per harinya Rp2 sampai Rp3 juta per hari butuh 15 kilogram beras per hari. Sedangkan untuk omzet Rp5 juta kira-kira butuh 25 kilogram per hari," ucapnya.

Mengutip Pusat Data Harga Pangan Strategis Nasional, Kamis (17/11/2022), harga beras Medium I sebesar Rp12. 000 per kg. Kemudian harga beras Medium II sebesar Rp11.950 per kg.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkap, saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) menipis. Lantaran, Bulog kesulitan menyerap beras dari petani karena pasokan yang terbatas dan harga jual yang tinggi.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU