> >

Pengamat Sebut Pertumbuhan Ekonomi Era SBY Lebih Tinggi, tapi Infrastruktur 'Menang' Jokowi

Ekonomi dan bisnis | 16 September 2022, 16:25 WIB
Presiden RI Jokowi bersama Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Sumber: Kompas.com)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekonom Indef, Nailul Huda, menyatakan jika dihitung secara rata-rata, memang pertumbuhan ekonomi pada zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu faktor pendorongnya, kata Nailul, adalah boom komoditas pada tahun 2012 yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif bisa lebih tinggi.

"Kunci pertumbuhan ekonomi zaman pak SBY adalah efek krisis 2008-2009 tidak begitu besar ke dalam negeri. Saat itu, Indonesia bisa menghindar dari krisis tersebut. Berbeda dengan krisis ekonomi akibat Covid ini di mana Indonesia masuk ke jurang resesi ekonomi," terang Nailul kepada Kompas TV, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga: Jawab Sentilan AHY soal BLT, Risma: Ada Kondisi yang Tidak Stabil, Tak Seperti Biasanya

Dia mengatakan, sebelum pandemi pun pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah melambat. Penyebabnya di antaranya, dampak perang dagang dan sistem proteksionisme Amerika Serikat saat dipimpin Donald Trump.

Saat itu, kata Nailul, pertumbuhan ekonomi global juga tidak menentu, yang berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya ada di kisaran 5 persen.

Sebelumnya dalam Rapimnas Partai Demokrat, Kamis (15/9/2022), Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap, pertumbuhan ekonomi di masa Presiden SBY selama 2004-2014 mampu menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) RI dari USD256,84 miliar menjadi USD890,81 miliar atau meningkat 3,5 kali lipat.

Sedangkan di masa pemerintahan Jokowi, kata AHY, pertumbuhan ekonomi baru naik sekitar 1,3 kali lipat dari USD890,81 miliar menjadi USD1.190 miliar.

AHY juga menyatakan, pembangunan yang selesai pada era Presiden Jokowi sebenarnya beberapa dimulai sejak era Presiden SBY. Dia menyebut apa yang dilakukan pemerintah saat ini hanya tinggal "gunting pita".

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV/Kompas.com


TERBARU