> >

Menteri ESDM Ungkap Rencana Pembatasan Pembelian BBM Bersubsidi hingga Penurunan Harga

Kebijakan | 10 September 2022, 05:25 WIB
Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Kemenkeu memprediksi inflasi di akhir tahun 2022 bisa mencapai 6,8 persen akibat kenaikan harga BBM. (Sumber: Kontan.co.id/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rencana kebijakan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite masih terus dirampungkan pemerintah. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan kebijakan tersebut saat ini masih dalam pembahasan dan pendalaman oleh pemerintah.

Menurutnya ada sejumlah pertimbangan dan opsi jika kebijakan tersebut dijalankan. Hal ini tentunya perlu diteliti secara mendalam.

Baca Juga: Antrean BLT BBM Hingga Warga Keluhkan Naiknya Tarif Angkot dan Harga Bahan Pokok!

"Sekarang sedang dibahas karena ada beberapa opsi. Kan pertimbangannya dalam, kita juga mengidentifikasi. Harus teliti," ujarnya, Jumat (9/9/2022), seperti dikutip dari Antara.

Di sisi lain Arifin menyatakan tidak menutup kemungkinan ke depan harga BBM akan diturunkan. Penurunan harga BBM ini nantinya bergantung pada pergerakan harga di tingkat global.

Diketahui keputusan menaikkan harga BBM lantaran faktor harga Indonesia Crude Price (ICP) di tingkat global mengalami kenaikan, sedangkan konsumsi masyarakat semakin meningkat.

Ia pun meminta agar masyarakat dapat berhemat dalam mengonsumsi energi selain untuk mengontrol volume BBM juga sekaligus mengurangi polusi udara.

Baca Juga: Pemerintah Janji Bakal Turunkan Harga BBM, Patokannya Harga Minyak Dunia

"Nanti kita lihat, kalau harga minyak membaik ya insyaallah. Tolong semua masyarakat kita coba dengan kesadaran menghemat. Yang biasanya keluar bensin tiga liter, dua liter saja. Ya mengurangi menghirup udara polusi CO2," ujarnya.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir juga memastikan kebijakan untuk menurunkan harga BBM akan dilakukan pemerintah dengan merujuk harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan.

Erick menjelaskan, harga minyak mentah dunia saat ini sebesar USD95 Amerika Serikat (AS) per barel. 

Baca Juga: Ricuh, Mahasiswa Massa Demo Tolak Kenaikan BBM Blokade Jalan dan Terobos Kawat Berduri

Jika nanti turun ke angka USD75 per barel, maka BBM jenis pertamax akan menyesuaikan dengan harga pasar. Ini artinya, harga pertamax bisa turun.

Untuk BBM pertalite dan solar bersubsidi akan tetap mendapat subsidi dan tidak mengikuti harga pasar.

 

"Banyak yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa? Pasti kami turun. Tapi apakah solar dan pertalite itu nanti harga pasar? Ya enggak bisa, (tetap) subsidi," ujar Erick, Rabu (7/9/2022). 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU