> >

Harga Gas Turun Jadi Kabar Baik, tapi Menkeu AS Sebut Perang Rusia-Ukraina Masih Jadi Ancaman

Ekonomi dan bisnis | 9 September 2022, 11:39 WIB
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut turunnya harga gas sudah membuat inflasi AS pada bulan Juli turun. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Selain kenaikan harga energi, inflasi AS juga disebabkan oleh baiknya harga barang-barang impor China. Pasalnya, barang impor China dikenakan tarif khusus yang lebih tinggi.

Saat jurnalis bertanya apakah pemerintah AS mempertimbangkan untuk menghapus beberapa tarif impor China, Yellen mengatakan bahwa Presiden Joe Biden masih mempertimbangkan masalah tersebut.

"Dia ingin memastikan bahwa apa yang dia putuskan baik untuk pekerja Amerika," ucap Yellen.

"China benar-benar bersalah atas praktik perdagangan yang tidak adil. Kita semua telah menyetujui itu. Dan dia benar-benar ingin mempertimbangkannya dengan hati-hati. Saya tidak punya jadwal untuk itu," ucapnya.

Baca Juga: Apple Naikkan Harga Jual iPhone 14 di Sejumlah Negara Selain Amerika Serikat

Sebelumnya, US Bureau of Labour Statistics melaporkan inflasi AS pada Juli 2022 berada di 8,5 persen year-on-year (yoy). Angka ini tercatat masih tinggi, tetapi jauh melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen atau tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Inflasi energi juga menunjukkan perlambatan, meski masih di level tinggi. Harga bensin masih naik 44 persen yoy, melambat dibandingkan Juni 2022 yang melonjak 59,9 persen yoy. Sementara harga gas alam naik 30,5 persen yoy, turun dibandingkan Juni 2022 yakni 38,4 persen yoy.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU