> >

BBM Naik, Kemenkeu Sebut Angka Kemiskinan Justru Bisa Turun 0,3 Persen, Kok Bisa?

Kebijakan | 6 September 2022, 05:45 WIB
Warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) saat pandemi Covid. Kemenkeu menyebut kenaikan harga BBM satu ini tidak akan menambah jumlah orang miskin. Adanya bansos dari pemerintah justru akan membuat angka kemiskinan menurun. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan, jumlah orang miskin tidak akan bertambah karena kenaikan BBM. Pasalnya, ada bantuan sosial untuk melindungi daya beli kelompok masyarakat 40 persen terbawah.

Febrio yakin, dana bansos Rp24,17 triliun bahkan mampu menurunkan angka kemiskinan.

"Sehingga angka kemiskinannya justru enggak naik, walaupun sudah terjadi kenaikan harga BBM. Kita hitung dengan adanya bansos ini mengakibatkan angka kemiskinan bisa turun sekitar 0,3 persen (tahun ini)," kata Febrio di Gedung DPR RI, dikutip dari Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Sebaliknya, jika pemerintah tidak mengucurkan  bansos maka kemiskinan akan bertambah. Karena naiknya harga BBM memicu kenaikan harga-harga lainnya, sehingga biaya hidup meningkat.

Baca Juga: Tiket Bus AKAP Naik Mengikuti Harga BBM, Pengusaha Otobus Juga Pusing Harga Ban Naik

"Ini yang kemudian kita hitung bersama-sama. Oh ternyata kalau diberikan bansos, kita bisa sama-sama jaga daya beli khususnya yang miskin dan rentan," ujarnya.

Ia menjelaskan, bansos yang diberikan pemerintah menyasar masyarakat yang masuk ke dalam golongan desil 1 hingga desil 4. Adapun kelompok orang miskin terdapat di desil 1, maka dengan pemberian bansos hingga desil 4 telah mencakup kelompok masyarakat terbawah.

"Jumlah orang miskin sekarang di 10 persen terbawah, itu desil 1. Jadi orang miskin itu di desil 1. Lalu kita siapkan bantalannya untuk sampai desil 4. Jadi turun dari mana dia ke desil 1? Mungkin enggak dari desil 6 turun ke desil 1? Ya mudah-mudahan gak ada," terangnya.

Desil 1 yang merupakan kelompok ekonomi terbawah, yang selama ini menerima bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Sembako, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Baca Juga: Blue Bird akan Segera Umumkan Tarif Baru Imbas Kenaikan Harga BBM

Kemudian desil 2 dipandang sebagai masyarakat dengan kelas menengah kebawah yang rawan miskin. Masyarakat yang masuk desil 2 selama ini mendapatkan bansos berupa KIP, Program Sembako dan KIS.

Lalu desil 3 dianggap sebagai masyarakat kelas menengah yang rentan miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Pada desil 3 ini bansos yang diberikan oleh pemerintah adalah program sembako dan KIS.

Sedangkan desil 4 adalah yang dianggap sebagai masyarakat yang sudah mampu secara finansial, tetapi apabila ada goncangan ekonomi menjadikan masyarakat di golongkan ini hampir miskin.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU