> >

Beda Versi Harga Pertalite Jika Tak Disubsidi, Dari Jokowi hingga Sri Mulyani

Kebijakan | 27 Agustus 2022, 15:06 WIB
Pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memasang informasi tentang Pertalite stok habis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/4/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah disebut tengah menggodok rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan subsidi yang dikeluarkan negara untuk mengurangi harga BBM sudah mencapai lebih dari Rp500 triliun.

Kepala Negara juga meminta para menterinya untuk melakukan kalkulasi cermat sebelum akhirnya memutuskan menaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar.

"Menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati," kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (23/8/2022) lalu.

Pernyataan dari Jokowi semakin menguatkan sinyal pemerintah akan segera menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut.

Baca Juga: Pertamina Benarkan Stok Solar dan Pertalite Dapat Habis Sebelum Akhir Tahun 2022

Sebelumnya, Jokowi dan sejumlah menteri sempat menyinggung harga Pertalite jika tak diberi subsidi oleh pemerintah. Angkanya berbeda-beda, ada yang Rp17.100 hingga Rp13.950 per liternya.

Berikut beberapa pernyataan terkait harga Pertalite jika tak disubsidi pemerintah yang dirangkum KOMPAS.TV:

Versi Presiden Jokowi

Presiden Jokowi mengatakan harga murni Pertalite mencapai Rp17.100 per liter jika tak disubsidi pemerintah. Pernyataan ini dilontarkan Kepala Negara saat Silatruahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD Jumat 5 Agustus 2022.

"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik 7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang benar adalah 17.100, demonya berapa bulan?" tanya Jokowi (5/8/2022) dalam pemberitaan Kompas TV.

Versi Menteri Keuangan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan harga Pertalite seharusnya Rp14.450 per liter jika tak disubsidi oleh pemerintah. Harga tersebut merupakan harga keekonomian.

"Harga Pertalite sekarang ini, rakyat setiap liternya mendapatkan subsidi 53 persen atau Rp6.800 setiap liter yang dibeli," ujar Sri dalam konferensi pers, Jumat (26/8) kemarin.

Baca Juga: Sri Mulyani Buka Data di DPR, Orang Kaya "Minum" Subsidi Pertalite Sampai Rp80 T

Versi Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga pernah melontarkan harga murni Pertalite jika tak disubsidi oleh pemerintah. Nilainya cukup jauh ketimbang yang dilontarkan oleh Jokowi yakni Rp13.150 per liter.

Airlangga juga mengatakan harga jual Pertamax masih jauh di bawah harga aslinya yakni Rp15.150 per liter.

"Harga keekonomian Pertamax Rp 15.150 per liter, namun kita masih memberikan harga eceran Rp 12.500 per liter," jelasnya dikutip dari KompasTV (17/8/2022).

Versi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga keekonomian Pertalite mencapai Rp17.200 per iter. Pernyataan harga dari Arifin merupakan yang tertinggi dari para pejabat pemerintahan lain.

"Jadi ini yang dihadapi pemerintah. Pemerintah berusaha menahan, tapi sejauh mana bisa ditahan," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, dalam Kontan (26/8).

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kontan, Kompas.com


TERBARU