> >

Tarif Ojek Online Bakal Naik, Ekonom Nilai Pengemudi Ojol Belum Tentu Sejahtera

Ekonomi dan bisnis | 19 Agustus 2022, 10:06 WIB
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah menunda kenaikan tarif ojek online, menjadi 30 Agustus mendatang. Salah satu alasan kenaikan, agar pengemudi ojol bisa semakin sejahtera. Namun menurut Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Rumayya Batubara, kenaikan tarif ojol tidak selalu berhubungan dengan kesejahteraan driver.

Rumayya mencontohkan, ketika konsumen memilih moda transportasi lain saat tarif ojol tinggi, maka potensi pendapatan driver akan menurun. Soalnya, karakter pengguna ojol yang sangat sensitif terhadap harga.

Jadi ketika ada perubahan harga, mereka akan mencari alternatif moda transportasi lain, atau bahkan mengurangi mobilitasnya.

"Misalkan jika sebelumnya bisa mendapatkan 10 penumpang, dengan adanya kenaikan ini penumpangnya jadi turun jadi 7 atau bahkan hanya 5. Perlu diingat, jumlah driver tetap sama, tapi penumpang berkurang," kata Rumayya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/8/2022).

Baca Juga: Kemenhub Tunda Kenaikan Tarif Ojek Online Jadi 28 Agustus, Dibagi Tiga Zona

Rumayya pun mengutip hasil riset lembaga Research Institute of Socio- Economic Development (RISED), yang menyebutkan lebih dari 50 persen konsumen pengguna ojol adalah masyarakat menengah bawah. Kemudian, konsumen memilih menggunakan ojol dikarenakan harganya yang terjangkau.

Jika kenaikan tarif ojol terlalu tinggi, hal itu bisa menjadikan ojol tidak terjangkau lagi oleh sebagian besar konsumen. Sehingga, konsumen akan memilih opsi transportasi lain, salah satunya kendaran pribadi, yang akan menimbulkan masalah lain seperti kemacetan lalu lintas.

"Ketika tarif ojol naik di tahun 2019, sebanyak 75 persen konsumen menolak kenaikan harga ojol. Persentase penolakan tersebut tergolong tinggi, meski kenaikan tarif pada saat itu tidak sebesar di tahun 2022 ini," kata Rumayya.

"Tahun ini kami memang belum melakukan studi terbaru, tapi kemungkinan besar akan ada lebih dari 75 persen konsumen yang menolak, karena kenaikan tarifnya jauh lebih tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 19 Agustus Turun Tipis, Berikut Daftarnya

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU