> >

Saat Jokowi Cerita Sulitnya Bangun Bendungan, Panen Hingga 3 Kali Setahun dan Swasembada Beras

Kebijakan | 16 Agustus 2022, 07:38 WIB
Presiden Jokowi meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/8/2022). (Sumber: YouTube/Sekretariat Presiden)

Presiden pun lantas mengabsen peningkatan produksi pangan Indonesia dan berkurangnya impor komoditas pangan tertentu.

"Jagung pun mereka lihat. Dulu kita impor 3,5 juta ton per tahun. Tahun ini, kita hanya impor kira-kira 800.000-an ton. Turunnya drastis banget. Belum (lagi) banyak bahan-bahan pangan kita kembangkan," ucapnya.

"Sorgum sekarang mulai kita tanam di NTT, kemudian porang produksinya naik terus, kemudian sagu mulai kita kerjakan di Sorong selatan. Ini banyak yang tidak lihat tapi sudah kita mulai. Saya kira, hasilnya akan secepatnya. Namun, untuk ketahanan pangan yang paling sulit kita kendalikan hanya satu, (yakni) perubahan iklim," terang Jokowi.

Baca Juga: Pertalite dan Solar Diduga Langka, Antrean Pengisian BBM Terjadi di SPBU Grogol Petamburan

Selain ketahanan energi, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya sebuah negara memiliki ketahanan pangan. Pasalnya, jumlah warna dunia yang akan kekurangan pangan dan kelaparan akan terus meningkat.

"Dari sisi pangan, ini yang menurut saya akan lebih mengerikan nanti, karena diperkirakan 345 juta penduduk dunia berada pada kondisi kekurangan pangan dan kelaparan," tutur Jokowi.

"Kalau dunia tidak bisa menyelesaikan, bisa naik ke 800 juta. Nanti (kalau) dunia tak bisa mengatasi lagi, kita bisa masuk ke 2 miliar lebih (warga kelaparan)," tambahnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.id


TERBARU