> >

IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia

Ekonomi dan bisnis | 20 Juli 2022, 08:31 WIB
Pipa gas di stasiun kompresor Atamanskaya, fasilitas proyek Power of Siberia Gazprom di luar kota Svobodny, di Amur, Rusia, 29 November 2019. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Baca Juga: LPG Non Subsidi Naik, Warga Beralih Ke Gas Melon

Salah satu pihak yang meminta pembatasan energi adalah Kepala kantor pekerjaan kota Chemnitz Roland Warner.

"Kita harus membantu rumah tangga biasa dan menetapkan batas atas untuk biaya energi," kata Warner seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/7/2022).

Dia memperingatkan bahwa tagihan energi tahunan dapat naik dari 1.500 euro (sekitar Rp22,55 juta) menjadi 4.700 euro (sekitar Rp70,66 juta) pada Oktober.

"Jika kita mengalami kerusuhan sosial, negara tidak akan mampu mengatasinya," ujar Warner.

Di sisi lain, kepala regulator Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller mendesak konsumen untuk mengurangi konsumsi energi dan menyimpan uang.

Baca Juga: Khawatir Rusia akan Putus Pasokan Gas, Regulator Energi Jerman Desak Warga Segera Hemat Energi

Menteri Energi Jerman Robert Habeck sebelumnya juga telah menolak seruan untuk pembatasan harga energi di negara bagian. 

Habeck mengatakan negara bagian tidak dapat sepenuhnya mengimbangi kenaikan harga dan bahwa upaya untuk pembatasan harga energi akan mengirimkan sinyal yang salah tentang perlunya menghemat energi.

Pasokan gas yang murah dari Rusia, telah berkontribusi pada pertumbuhan Jerman menjadi negara makmur selama ini.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU