> >

Dirut Pertamina Sebut Negara Bisa Rugi Kalau Semua Pakai BBM Subsidi

Kebijakan | 14 Juli 2022, 08:22 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati (Sumber: Pertamina)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui, ada potensi peralihan konsumsi BBM dari nonsubsidi ke BBM subsidi. Jika itu terjadi Nicke mengatakan negara bisa merugi.

Potensi peralihan atau shifting itu terjadi setelah adanya kenaikan harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

“Ya, itu pasti terjadi shifting, kami hitung betul ketika kami ingin menaikkan harga, berapa kira–kira perpindahannya. Ini yang harus dilakukan lebih lanjut agar perpindahan ini terkendali, dan tidak semuanya pindah ke BBM subsidi, karena itu akan merugikan negara,” kata Nicke seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Nicke menjelaskan, pemerintah saat ini memberikan subsidi yang sangat besar untuk menahan harga Pertalite dan Solar.

 

Berdasarkan harga Indonesia Crude Price (ICP), harga keekonomian Pertalite dengan zero margin atau tanpa keuntungan mencapai Rp17.000 per liter. Pertamina menjualnya Rp6.450 per liter karena sudah disubsidi pemerintah.

Baca Juga: Luhut Sebut Subsidi BBM untuk Tiap Mobil Rp19,2 Juta dan Motor Rp3,7 Juta Per Tahun

Sementara harga keekonomian solar mencapai Rp18.000 per liter, namun setelah ada subsidi, harga Solar jadi Rp5.150 per liter.

Bahkan untuk Pertamax, harga keekonomian nya Rp17.950 per liter. Namun Pertamina menjual Rp12.500 per liter, sehingga ada selisih Rp5.450 setiap liter nya. 

“Sebetulnya pemerintah memberi subsidi besar sekali untuk setiap liter Pertalite yang dijual sampai Rp 9.550 per liter, solar lebih besar lagi,” ujar Nicke.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU