> >

Petani Minta Daging Sapi Hasil Pemotongan Paksa Bisa Ditampung Bulog

Ekonomi dan bisnis | 2 Juli 2022, 02:05 WIB
Ilustrasi. Daging sapi yang terkena wabah PMK dijual seharga Rp40.000 per kg di Pamekasan, Jawa Timur. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk menampung ternak sapi milik petani yang dipotong paksa sebagai cadangan stok daging.

Ketua Umum PPSKI Nanang P Subendro menuturkan, menjelang Iduladha, perkembangan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sangat masif. Saat ini sudah 19 provinsi lebih dan 200-an kabupaten/kota terjangkit PMK.

"Hari Raya Iduladha yang mestinya peternak menikmati kenaikan harga 10-25 persen dari harga normal, justru yang terjadi turun sampai 10-25 persen. Belum lagi jika ada ternak sapi yang terpapar, peternak akan memotong paksa ternaknya," ungkapnya dalam webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) yang bertemakan “Idul Adha Dibayang-Bayangi PMK, Amankah?, Jumat (1/7/2022).

Nanang menjelaskan, jika ternak dipotong paksa maka penurunannya luar biasa. Sapi yang harganya sekitar Rp25 juta turun menjadi Rp10-8 juta, belum lagi saat ini peternak tidak bisa menjual ternak ke luar daerah terutama kota besar seperti DKI Jakarta dan Bandung.

Baca Juga: 10 Juli 2022 Iduladha, Simak Lagi Panduan Salat Iduladha dan Kurban di Tengah Wabah PMK

 

Oleh karena jumlah ternak yang terpapar PMK diperkirakan sangat banyak, PPSKI meminta pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapenas) memberikan penugasan kepada Bulog menampung ternak agar bisa menjadi buffer stok daging di dalam negeri.

"Sapi yang dipotong paksa tersebut nanti menjadi buffer stok Bulog, dari pada impor daging India," tuturnya.

Menurutnya, membeli daging atau ternak yang tertular PMK dari peternak ada dua keuntungan yakni pemerintah tidak perlu membuang devisa, serta ikut membantu peternak yang sedang dilanda musibah.

Merespons hal itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, sebagai pelaksana regulasi pemerintah, maka seluruh BUMN, termasuk Bulog dan Berdikari pasti akan siap sepanjang mendapat penugasan pemerintah.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU