> >

Kenaikan Harga Solar Ancam Suplai Ikan Nasional dan Sumber Penghasilan Nelayan

Ekonomi dan bisnis | 23 Mei 2022, 10:53 WIB
Ilustrasi - Melonjaknya harga solar mengancam industri perikanan. (Sumber: KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO)

Biaya konsumsi solar mencapai 80 persen dari total ongkos operasional. Sementara, kebutuhan solar bisa mencapai 200 liter per hari.

Menurut Dwi, biaya operasional hanya bisa ditutup jika harga rata-rata solar Rp 12.500 per liter. Dampak kenaikan harga BBM jenis solar melebihi Rp 12.500 per liter sudah dirasakan sejak Februari 2022.

 ”Beberapa pelaku usaha mulai mengurangi jumlah kapal yang operasional, sambil terus memantau musim tangkapan ikan,” ujarnya.

Adapun, jumlah keseluruhan kapal perikanan di Pelabuhan Benoa sebanyak 475 unit kapal, meliputi 280 kapal anggota ATLI dan sisanya non-ATLI. Dari jumlah 475 kapal tersebut, jumlah kapal pukat tuna sekitar 275 unit dan kapal pukat cincin sebanyak 25 unit.

Merespons situasi tersebut, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Muhammad Zaini Hanafi mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan survei terkait kondisi terkini kapal perikanan yang terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak.

”Kami sedang menyiapkan survei supaya bisa dianalisis dan dicari pemecahannya,” ucapnya.

Baca Juga: Nelayan Cirebon Keluhkan Solar Langka ke Presiden Jokowi

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Kompas.id


TERBARU