> >

Ternyata Ini Penyebab Naiknya Harga Daging Sapi di Pasaran

Kompas bisnis | 27 Februari 2022, 11:29 WIB
Kenaikan daging sapi dipasaran salah satunya disebabkan oleh Australia sebagai negara importir sedang mengalami musibah. (Sumber: Kompas.com)

"Sementara pengurasan populasi terus terjadi, ini harus ada  jalan keluar yang luar biasa yang harus ditempuh yang berani pemerintah lakukan," pungkasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Ketua Jaringan Pemotong & Pedagang Daging Indonesia Asnawi mengatakan bahwa kenaikan harga daging sapi diakibatkan dari permintaan daging fresh atau fresy meat yang masih tinggi.

"Kenaikan tertinggi itu ada diposisi sapi siap potong yang orientasinya tadi malam dipotong pagi ini dijual. Jadi diposisi hot meat atau fresh meat," kata Asnawi dalam progam dialog yang sama.

Menurutnya, dari hasil riset tahun 2017-2018 demand masyarakat masih berada diposisi hot meat yakni sebesae 83 persen.

"Kemudian itu juga yang menjadi perhatian pemerintah secara utuh masih dilakulan untuk meningkatkan posisi stok dalam negeri kalau kita ingin mengurangi beban dan kondisi (kenaikan harga) yang terjadi setiap tahun," jelasnya.

Terkait Brazil yang diusulkan menjadi negara importir sapi bagi Indonesia, Asnawi menyebut hingga saat ini yang baru terealisasi adalah frozen meat bukan sapi.

"Persoalannya negara ekspor itu hanya Australia. Dua tahun lalu itu kami sering menyampaikan daging dari Brazil sudah masuk untuk dagingnya (frozen meat), namun untuk sapinya memang pemerintah sudah ada tapi belum lebih lanjut," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Sapi (JAPPDI) batal melakukan aksi mogok jualan, sebagaimana yang direncanakan akan berlangsung Senin (28/2/2022).

Mereka memutuskan batal mogok jualan karena merasa tuntutan sudah dipenuhi pemerintah.

Hal ini disampaikan Ketua JAPPDI Asnawi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (26/2/2022).

"Kami bersama pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD), serta anggota menyatakan tidak ada aksi mogok," kata Asnawi.

Dia menyampaikan, sebelumnya JAPPDI ikut mendukung aksi libur berdagang yang diserukan, tetapi setelah mendapat jalan keluar dan terpenuhi tuntutannya, maka JAPPDI menolak aksi mogok jualan.

JAPPDI bahkan menginstruksikan kepada pemotong dan pedagang sapi untuk tetap berjualan seperti biasa.

Menurut Asnawi, JAPPDI meminta pemerintah mengintervensi fluktuasi harga daging sapi yang naik sejak Desember 2021 hingga Februari 2022.

Baca Juga: Kementan Sebut Pasokan Daging Sapi Aman, Tapi di Pasar Harganya Capai Rp140.000 per Kg

"Pertama, kelangkaan pasokan karena memang pasokan, kalau mengandalkan sapi impor itu memang kurang. Oleh karena itu, dikerahkan sapi lokal untuk didatangkan ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)" ujar Asnawi.

Sementara itu, pedagang daging sapi dalam hal ini memandang bahwa kenaikan harga pada level 5 persen masih wajar. Namun, yang terjadi saat ini adalah kenaikan hingga 15 persen di tingkat pemotong.

Dengan kenaikan 15 persen, maka harga jual daging sapi kepada konsumen mencapai Rp140.000 per kilogram (kg).

Harga tersebut dinilai  membebani konsumen yang akhirnya berpengaruh terhadap daya beli.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU