> >

Utang Luar Negeri Indonesia Hingga Akhir 2021 Sebesar Rp5.893 T

Ekonomi dan bisnis | 15 Februari 2022, 10:58 WIB
Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan IV 2021 (Oktober-Desember) mencapai 415,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp5.893 triliun (asumsi kurs Rp14.200). (Sumber: Antara )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bank Indonesia mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sampai akhir triwulan IV 2021, sebesar 415,1 miliar dollar AS. Jumlah itu sekitar Rp5.893 triliun (asumsi kurs Rp14.200), pada periode Oktober-Desember 2021.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, jumlah utang itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya, sebesar 424,0 miliar dollar AS.

Penyebabnya, karena penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Begitu juga jika dihitung secara tahunan (year on year/yoy), posisi ULN triwulan IV 2021 turun 0,4 persen jika dibandingkan triwulan IV 2020.

Baca Juga: "Crazy Rich" Priok Minta Orang Kaya Pakai BBM Pertamax Series

ULN Indonesia terdiri dari ULN Pemerintah dan ULN swasta. Erwin menjelaskan, Posisi ULN Pemerintah pada triwulan IV 2021 sebesar 200,2 miliar dollar AS, menurun dari posisi triwulan sebelumnya sebesar 205,5 miliar dolar AS.

"Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di triwulan IV 2021," kata Erwin dalam keterangan resmi yang diterima Kompas TV, Selasa (14/2/2022).

"Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi dari SBN ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN," tambahnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik, Ribuan Produsen Tahu Tempe Bangkrut

Hingga akhir 2021, pemanfaatan ULN Pemerintah tercatat ikut mendukung kinerja Pemerintah pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan, dan kegiatan sosial (17,2 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor konstruksi (15,5 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,1 persen).

"Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN Pemerintah triwulan IV 2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah," terang Erwin.

Sementara itu, posisi ULN swasta tercatat sebesar 205,9 miliar dollar AS pada triwulan IV 2021, menurun dari 209,3 miliar dollar AS pada triwulan III 2021. 

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,7 persen dari total ULN swasta.

Baca Juga: Ini Penjelasan PLN Soal Video Viral Isi Token Rp50.000 yang Tertera 3600

ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,4 persen terhadap total ULN swasta.

"ULN Indonesia pada triwulan IV 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 35,0 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 37,0 persen," ungkap Erwin.

Ia juga menegaskan,  struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal itu ditunjukkan oleh ULN jangka panjang yang lebih dominan dengan pangsa mencapai 88,3 persen dari total ULN. 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU