> >

Bukan Sri Mulyani, Ternyata Menteri Ini yang Potong Anggaran MPR

Ekonomi dan bisnis | 7 Desember 2021, 09:25 WIB
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Istana Kepresidenan (25/2/2020). Ia mengaku sebagai orang dibalik pemotongan anggaran MPR, bukan Menkeu Sri Mulyani. (Sumber: KOMPAS.com/Ihsanuddin)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Beberapa waktu lalu, Ketua MPR Bambang Soesatyo sempat menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak menghargai MPR. Lantaran tidak pernah datang saat diundang untuk rapat mengenai pemotongan anggaran MPR.

Ternyata, sosok di balik pemotongan anggaran MPR bukanlah Sri Mulyani, melainkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Hal itu diakui sendiri oleh Suharso saat berbicara dalam acara BPS Award Desa Cantik di Jakarta, Senin (6/12/2021).

"Padahal yang memotong anggaran (MPR) itu bukan di Kementerian Keuangan, yang memotong anggaran itu di Bappenas," kata Suharso, dikutip Selasa (7/12/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Beri Jawaban Menohok soal Pemotongan Anggaran MPR: Difokuskan Bantu Rakyat Miskin

Namun hal itu tidak diketahui orang-orang. Masyarakat hanya tahu, selama ini yang bertugas  mengatur anggaran kementerian/lembaga adalah Menteri Keuangan sebagai bendahara negara.

Suharso mengatakan, dirinya juga sempat ditegur oleh Sri Mulyani saat bertemu di Rapimnas Kadin di Bali, terkait gesekan dengan pimpinan MPR.

"Jadi kemarin waktu di Bali, saya waktu pertama kali duduk itu langsung ditembak sama Sri Mulyani, 'itu yang motong, saya yang kena' Selama ini orang tidak tahu yang motong bahwa sebenarnya kita di Bappenas," ujar Suharso.

Kepada kepala desa yang hadir di acara tersebut, Suharso berpesan agar selalu mengambil kebijakan berbasis data. Sehingga pembangunan atau pemenuhan kebutuhan negara lainnya dilakukan berdasarkan pada kebutuhan dan prioritas, bukan keinginan.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Sebut Sri Mulyani Tak Hargai MPR, Ini Jawaban Stafsus Menkeu

"(Jika) pengambil kebijakan di desa memahami dengan baik kebutuhan desa dan meletakkan prioritas dengan baik, saya kira pembangunan yang kita lakukan dari pinggiran itu bisa kita lakukan. Jika sudah mengerti statistik dengan baik, mereka akan lebih memahami Ibu Sri Mulyani dibandingkan Bambang Soesatyo," tuturnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU