> >

Pasokan Minim, Harga Cabai Rawit Di Jember Merangkak Naik Jadi Rp 40 Ribu Per Kilogram Jelang Nataru

Ekonomi dan bisnis | 3 Desember 2021, 16:47 WIB
Pedagang menimbang cabai hijau di Pasar Tanjung Jember, Jumat (3/12/2021) (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JEMBER, KOMPAS.TV – Harga cabai mulai merangkak naik menjelang Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru di pasar tradisional Kabupaten Jember,  Jawa Timur. Salah satu penyebabnya karena pasokan komoditas tersebut berkurang di pasaran.

Wahid, seorang pedagang cabai di Pasar Tanjung Jember mengungkapkan, harga cabai mulai naik pada minggu ini karena pasokan dari petani terbatas, sehingga pedagang juga mulai mengurangi pembelian

"Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan banyak cabai petani yang rusak, sehingga panen cabai yang dipasok ke pedagang berkurang karena sebagian hasil panen rusak," ujarnya, Jumat (3/12/2021, dikutip dari Antara.

Harga cabai rawit di Pasar Tanjung Jember pada Jumat ini naik dari Rp 36.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram dan harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan dari Rp 34.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram.

Padahal sepekan lalu harga cabai rawit di pasaran berkisar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram, sementara harga cabai merah besar masih fluktuatif pada kisaran Rp 34.000 hingga Rp 35.000 per kilogram.

Wahid menjelaskan harga cabai yang terus merangkak naik menyebabkan pedagang tidak berani membeli dalam jumlah banyak karena konsumen mengurangi pembelian dan komoditas cabai mudah busuk.

Baca Juga: Dampak Cuaca Buruk, Tanaman Cabai Petani Rusak

"Cabai rawit tidak bisa disimpan lama dan kalau tidak laku maka pedagang akan merugi banyak, sehingga kami menjual cabai dengan jumlah yang terbatas juga," katanya.

Sementara  itu, Kasi Pengembangan Usaha dan Promosi Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri Disperindag Jember Eko Wahyu Septantono juga menyampaikan, harga cabai terus merangkak naik karena banyak panen petani yang berkurang akibat musim hujan.

"Hampir setiap tahun harga cabai naik saat musim hujan karena pasokan dari petani berkurang, sehingga stok di pedagang juga terbatas," ujarnya.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Administrator

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU