> >

Siap-siap, Harga Makanan Bakal Ikutan Naik Buntut Kenaikan Harga Minyak Goreng

Ekonomi dan bisnis | 15 November 2021, 09:21 WIB
Lonjakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi penyebab baiknya harga minyak goreng saat ini. (Sumber: KONTAN.CO.ID)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Harga minyak goreng yang naik berpotensi menaikkan harga makanan. Mengingat, produk hilir kelapa sawit banyak dijadikan bahan baku makanan dan minuman.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyebutkan, kenaikan harga minyak goreng akan berbuntut panjang.

"Mau tak mau kami tentu bersiap menaikkan harga, setidaknya untuk tahun 2022," katanya, Minggu (14/11/2021), dilansir dari Kontan.co.id.

Mengenai berapa besar kenaikan harga, Adhi mengatakan, tergantung dari hitungan setiap jenis industri makanan dan minumannya. Yang jelas, pengusaha makanan dan minuman sudah dua tahun terakhir ini tidak melakukan kenaikan harga jual. Sehingga, momentum kenaikan harga minyak goreng menjadi kesempatan bagi mereka menaikkan harga jual.

Namun, bukan hanya faktor kenaikan harga minyak goreng, industri makanan dan minuman ingin menaikkan harga karena menghitung kenaikan biaya logistik pengiriman.

Baca Juga: Sidak Pasar, Disperindag Temukan Harga Minyak Goreng Naik

Sebab, biaya kapal dan kontainer untuk perdagangan luar negeri kini naik tinggi. Sementara, tak semua bahan baku makanan dan minuman di Indonesia berasal dari dalam negeri, sebagian masih ada yang impor.

Di sisi lain, Adhi mengatakan, terkait pilihan menaikkan harga tersebut memang bukanlah kebijakan ideal. Tetapi ia menilai, kenaikan harga minyak goreng yang terjadi ikut membantu petani kelapa sawit yang ada di Sumatra dan Kalimantan.

"Belanja petani di Sumatra dan Kalimantan sekarang ikut naik karena efek kenaikan harga CPO," katanya.

Kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil) membuat pendapatan petani kelapa sawit lebih banyak daripada biasanya dan mereka juga bisa belanja lebih banyak.

Ditambah lagi, banyak industri yang belakangan mendapatkan manfaat dari geliat bisnis kelapa sawit tersebut, seperti industri kendaraan bermotor.

"Ini tentu akan memutar ekonomi dan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut," kata Adhi.

Namun, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengingatkan, dampak kenaikan harga minyak goreng akan mendorong inflasi. Jika inflasi tak terkontrol, dikhawatirkan ada banyak warga tak mampu membeli minyak goreng.

Baca Juga: Produksi Turun, Harga TBS Kelapa Sawit Malah Tembus Rp2.850 per Kilogram

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id


TERBARU