> >

Pemerintah Pakai Rp4,3 Triliun Uang APBN untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Ekonomi dan bisnis | 19 Oktober 2021, 11:01 WIB
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Sumber: KCIC)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo sudah memutuskan akan membantu pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menggunakan uang negara. Jumlahnya mencapai Rp4,3 triliun. Dana itu akan digunakan untuk base equity capital atau setoran modal awal proyek tersebut.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menjelaskan, tadinya modal awal itu menjadi kewajiban 4 BUMN anggota konsorsium proyek KCJB. Namun, mereka sedang kesulitan keuangan sehingga dibantu menggunakan uang rakyat.

Rinciannya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) senilai Rp440 miliar, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk senilai Rp240 miliar, PT Jasa Marga (Persero) Tbk senilai Rp540 miliar dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) senilai Rp3,1 triliun.

Bahkan PTPN VIII awalnya menawarkan lahan mereka di daerah Walini Kabupaten Bandung Barat sebagai setoran modal awal. Namun hal itu tidak disetujui oleh konsorsium.

Baca Juga: Bukan Cuma Indonesia, Ini Daftar Proyek Kereta Cepat Negara Lain yang Biayanya Bengkak

“Sehingga PMN Rp 4,3 triliun ini yang diperlukan untuk base equity capital,” kata Didiek dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (19/10/2021).

Dana itu akan diambil dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) APBN tahun 2021. Kemudian disalurkan lewat penyertaan modal negara ke KAI. BUMN kereta itu kini menjadi pimpinan konsorsium BUMN di proyek Kereta Cepat, menggantikan WIKA.

Mengapa modal awal proyek harus segera disetorkan? Karena jika terlambat, kerja sama dengan China dalam pembangunan KCJB bisa batal. China adalah partner Indonesia dalam mengerjakan proyek tersebut.

Walaupun biaya pembangunan yang bengkak, Didiek mengaku grand design proyek KCJB tidak ada perubahan. Proyek kereta cepat Kereta Jakarta-Bandung tetap membentang sepanjang 142,3 kilometer.

Baca Juga: Faisal Basri: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sampai Kiamat Tidak Balik Modal

Kereta cepat ini akan melalui 4 stasiun, yaitu Halim (Jakarta Timur), serta Karawang, Walini, dan Tegalluar (Bandung). Adapun sekitar 58 persen jalur kereta cepat akan dibangun menggunakan struktur layang dan melalui 13 terowongan yang tersebar di beberapa titik.

Kereta cepat ini akan melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam dengan estimasi waktu keberangkatan antara Jakarta-Bandung hanya berkisar 46 menit. Kereta cepat ini akan mampu menampung 600 penumpang.

"Perkembangan terakhir sudah sekitar 80 persen. Hitungan kami ya paling cepat bisa terealisasi di awal tahun 2023," tutur Didiek.

Sehingga, jadwal operasi kereta cepat juga molor dari sebelumnya di 2021 menjadi tahun 2022 dan kini menjadi awal tahun 2023. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kontan.co.id


TERBARU