> >

Tantangan Berat Dirut Baru Bandara Kertajati yang Sepi Penumpang hingga Jadi Bengkel Pesawat

Ekonomi dan bisnis | 1 Oktober 2021, 11:48 WIB
Bandara Kertajati (Sumber: Instagram @infobijb)

Pria yang kerap disapa Kang Emil ini mengungkapkan, sudah ada maskapai internasional yang berminat membuka MRO di Kertajati. Hal itu juga sudah dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

Baca Juga: Dibangun dengan Uang Triliunan, Bandara Kertajati akan Jadi Bengkel Pesawat

Menurut Kang Emil, Bandara Kertajati akan optimal beroperasi ketika Tol Cisumdawu selesai dibangun.

"Bandara Kertajati ini belum berfungsi optimal karena Tol Cisumdawu belum selesai. Tapi, tadi disampaikan Menteri PUPR bahwa Desember 2021 akan terhubung," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) untuk pemanfaatan Bandara Kertajati sebagai MRO pesawat atau bengkel pesawat militer.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kasau untuk memanfaatkan kegiatan MRO di Kertajati, maka kita akan segera bangun dan kembangkan di lahan yang sudah ada secepatnya," tutur Budi.

Nantinya, Kertajati juga akan melayani perbaikan dan perawatan pesawat pribadi yang selama ini melakukan perawatannya di luar negeri. Namun pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menyatakan, semua rencana itu tidak ada yang berprospek bagus.

Baca Juga: Tol Akses Bandara Kertajati Sudah 96 %

"Buat MRO harus ada lisence pabrikan, memangnya bikin pabrik bajaj. Lalu yang kedua, siapa yg mau modalin jadi MRO? Jadi pabrik (kue) Klepon saja mahal saat ini. Lalu pesawat mana yang mau ke MRO di Kertajati? Boeing, Airbus, dan lain-lain pasti menolak secara ekonomis," ungkap Agus saat dihubungi Kompas TV beberapa waktu lalu.

Jika menjadi bandara untuk keberangkatan haji dan umrah, belum ada fasilitas pendukung di Kertajati. Seperti asrama haji dan hotel.

Kawasan sekitar Bandara Kertajati juga sulit berkembang, karena banyak tanah yang belum dibebaskan sehingga investor enggan datang. Mereka lebih memilih Jawa Tengah yang sudah siap dan punya standar upah lebih murah. 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU