> >

Hama Tikus Menyerang, Petani Padi di Tapanuli Selatan Terancam Gagal Panen

Ekonomi dan bisnis | 27 Agustus 2021, 09:19 WIB
Ratusan ekor tikus yang sudah mati hasil buruan berbagai pihak dikumpul untuk ditanam setelah merusak puluhan bahkan ratusan hektate padi sawah petani di Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kamis (26/8/2021)). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

SIPIROK, KOMPAS.TV - Hama tikus menyerang persawahan milik petani di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

Akibatnya, petani terancam gagal panen.

"Kami hanya pasrah. Kalaupun dapat 20 atau 30 persen hasil panen sudah syukurlah itu," ujar Ellyyani, Ketua Kelompok Tani Wanita Cempaka Desa Sorimanaon, Kecamatan Angkola Muaratais, Kamis (26/8/2021) malam, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, dalam dua pekan ke belakang serangan hama tikus telah merusak ratusan hektare tanaman padi milik petani. 

Anehnya, tikus menyerang tanaman padi 10 - 45 hari setelah tanam. Upaya pembasmian tikus seolah tak mempan saking banyaknya.

Pihaknya menduga tikus-tikus tersebut bermigrasi dari areal persawahan tetangga.

"Padahal warga sini bergantung hidup dari pertanian," ungkap Ellyyani.

Koordinator BPP Huta Holbung, Kecamatan Angkola Muaratais Erwin, tidak menampik serangan hama tikus itu. Bahkan beberapa bulan ini juga ada serangan hama wereng coklat.

"Hama tikus ini siklus lima tahunan, dan sebelum musim tanam kita sudah ingatkan petani bahkan kita mengajak dan melakukan perburuan," katanya.

Baca Juga: Kementan Luncurkan Program AUTP: Petani Gagal Panen Diganti Rp6 Juta setelah Bayar Premi Rp36.000

Diketahui, Desa Purba Nauli, Desa Tatengger, Desa Sorimanaon, Desa Pangaribuan, Angkola Muaratais (satu hamparan) memiliki luas tanam sawah 441 hektare (ha).

"Sejumlah dari luas sawah 441 ha itu sudah mulai rusak dihantam hama tikus, dan terjadinya puso atau gagal panen cukup berpotensi," terang Erwin.

Adapun, Koordinator POPT-PHP Angkola Muaratais dan Batang Angkola Ali Husni mengatakan pihaknya bersama BPP dan masyarakat sudah berupaya melakukan pembasmian hama tikus di wilayah kerjanya, namun serangan tikus semakin brutal.

"Pemakaian tiran, racun tikus dan berburu sudah kita lakukan, hanya saja serangan tikus luar biasa. Kita akan terus bekerja secara optimal. Tikus-tikus itu bermigrasi dari areal sawah yang lebih dulu panen," jelasnya.

Untuk diketahui wilayah Kecamatan Angkola Muaratais dan Kecamatan Batang Angkola memiliki luas baku sawah 2.689 ha. Sekarang sedang musim tanam padi.

Baca Juga: Terancam Gagal Panen karena Hama Tikus dan Babi, Petani Jagung Bunuh Diri

 

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU