> >

Milenial Kerap Masuk dalam Generasi "Sandwich, Begini Kiat agar Capai Kemerdekaan Finansial

Ekonomi dan bisnis | 25 Agustus 2021, 06:34 WIB
Ilustrasi merdeka secara finansial atau free finance (Sumber: Kompas.tv/Ant (pexel))

JAKARTA, KOMPAS.TV - Merdeka secara finansial atau free finance adalah kondisi di mana seseorang sudah merasa aman dan tidak cemas akan masa depan berkat investasi dan tabungan yang telah dipersiapkannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, free finance tersebut misalnya ketersediaan dana darurat, pendidikan anak, dan untuk menikmati masa pensiun kelak.

Namun demikian di kalangan masyarakat khususnya generasi milenials kerap terjepit dalam siklus sandwich generation, yaitu seseorang harus bisa mencukupi kebutuhan ekonomi dan memikul tanggung jawab finansial secara lintas generasi. Biasanya, mulai dari generasi pendahulu (orang tua) yang terus berlaku hingga generasi penerus (anak-anak).

Sebelum membahas lebih lanjut, istilah sandwich generation sebenarnya  bukan hal baru. Istilah itu bahkan sudah dikenal sejak tahun 1981 yang diperkenalkan oleh Dorothy Miller.

Dia adalah seorang profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS). Dia memperkenalkan istilah generasi sandwich dalam jurnalnya yang berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging.”

Tak jauh dari tampilan roti yang berisi irisan daging, sayuran, keju, dan berbagai macam saus yang diapit dengan roti di kedua sisinya, generasi sandwich adalah suatu istilah yang menggambarkan posisi finansial seseorang yang terhimpit di antara dua generasi, yaitu generasi atas dan generasi bawah.

Menurut laporan Indonesia Millennial Report 2020 dan Data LIPI (Pusat Penelitian Kependudukan), populasi milenials di Indonesia adalah sebesar 63,5 juta jiwa, dari angka tersebut hampir 68 persen di antaranya mengalami penurunan penghasilan sejak pandemi Coovid-19 berlangsung.

Baca Juga: Jika Kaya Mendadak seperti Warga di Tuban, Bagaimana Cara Kelola Finansial dengan Baik?

Efek pandemi telah menyebabkan sekitar 25 persen populasi millenials harus melego aset untuk bertahan hidup dan bertanggung jawab atas kesejahteraan antar anggota keluarga dalam lintas generasi, atau sederhananya, terhimpit beban sandwich.

Direktur Community Financial Services, Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan, agar bisa bertahan melalui pandemi, perencanaan dan pengelolaan keuangan individu harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi terlebih bagi generasi sandwich millennial yang juga memikul tanggung jawab finansial lintas generasi.

"Semangat dan disiplin untuk menciptakan tujuan kemerdekaan finansial harus tetap menjadi komitmen dan faktor terpenting," katanya dalam keterangannya pada Selasa, (24/8/2021).

Berikut sejumlah kiat-kiat untuk meraih kemerdekaan secara finansial menurut Staffano:

1. Evaluasi kondisi keuangan

Evaluasi dengan cermat cash flow dan kondisi keuangan sebagai langkah awal untuk mengukur taraf kesejahteraan, kebijakan dalam mengelola keuangan, dan mulai menentukan porsi dana yang wajib ditabung atau diinvestasikan guna mencapai kemerdekaan finansial di kemudian hari.

2. Seimbangkan keuangan dan persiapkan dana darurat

Belajar dari pandemi, persiapkan dana darurat untuk skenario musibah atau malapetaka dalam rekening terpisah. Ada pun rumus umum yang dipergunakan oleh financial planner ternama, yaitu nilai tabungan haruslah minimal 6 kali jumlah pengeluaran bulanan.

3. Diversifikasi risiko untuk keuntungan jangka panjang

Di samping produk tabungan untuk memulai kemerdekaan finansial, produk investasi reksadana juga bisa menjadi opsi untuk melengkapi perencanaan keuangan masa depan.

4. Tetapkan skala prioritas

Menentukan skala prioritas dalam menyikapi keuangan untuk kemerdekaan finansial. Terapkan moda optimise value and save more ke seluruh aspek pengelolaan keuangan. Moda tersebut akan mendorong Anda untuk mendapatkan nilai lebih (value added) terhadap pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehingga Anda masih dapat menyisihkan dana untuk kemerdekaan finansialnya.

Salah satu metode untuk mengendalikan pengeluaran bulanan yaitu 50/20/30 yang dicetuskan Elizabeth Warren, senator Amerika Serikat, dimana 50 persen disishkan untuk needs (kebutuhan), 20 persen untuk savings (tabungan), serta 30 persen untuk wants (keinginan) dan jika kita aplikasikan saat ini ada yang bisa disisihkan untuk berdonasi atau sedekah rutin.

5. Investasi properti

Berdasarkan data Q2 2021, Indonesia Property Market Index (IPMI) mencatat bahwa kenaikan indeks harga properti dari Q1 ke Q2 sebesar 2,24 persen dan 1,97 persen YoY, menggambarkan pertumbuhan tinggi biaya properti di masa mendatang.

Berkaca pada kondisi pasar properti yang mulai menggeliat di tahun 2021 ini, generasi milenials maupun masyarakat secara umum dapat menimba nilai investasi yang meningkat dari masa ke masa dan memberikan kemerdekaan finansial di kemudian hari.

Tentunya, calon pemilik hunian harus juga jeli melihat prospek investasi rumahnya di masa mendatang seperti rawan bencana dan akses ke rumah tinggal tersebut.

Baca Juga: Investasi Reksadana Bisa Bantu Millenial Bayar DP Rumah

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU