> >

Kopi Arabika Gayo Diekspor ke AS dan Eropa, Nilai Ekspor Mencapai Rp24,1 Miliar

Ekonomi dan bisnis | 19 Juni 2021, 21:10 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) menggenggam sejumlah butir biji kopi arabika Gayo di Koperasi Baitul Qiradh Baburayyan, Takengon, Aceh Tengah, Kamis (17/6/2021). (Sumber: ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM )

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Kopi arabika Gayo tengah menarik minat pasar global. Sebanyak 18 kontainer berisi 345,6 ton biji kopi arabika Gayo diekspor ke pasar Amerika Serikat dan Eropa.

Diketahui, nilai ekspor varian kopi arabika yang dikenal sebagai kopi terbaik dunia itu mencapai Rp24,1 miliar.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki didampingi Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, serta Asisten Deputi Pengembangan dan Pembaruan Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Bagus Rachman melepaskan secara resmi keberangkatan lima dari 18 truk kontainer kopi Gayo di Koperasi Baitul Qiradh Baburayyan, Takengon, Aceh Tengah.

Teten mengatakan, kopi Gayo memang sudah tersohor namanya sebagai kopi terbaik. Bukan hanya dari rasa, melainkan juga aromanya. Tak heran, kopi ini dapat menarik minat pasar global.

Baca Juga: Berawal dari Penasaran, Kopi Jadi Lahan Bisnis yang Menjanjikan

”Saya juga pencinta kopi Gayo. Kopi di Aceh Tengah ini sudah menjadi komoditas penting karena sekitar 60 persen warganya hidup dari pertanian kopi,” ujar Teten, Kamis (17/6/2021), dilansir dari laman Kompas.id.

Dukung Pembiayaan

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ekspor kopi Gayo kali ini dilakukan sepenuhnya oleh Koperasi BQ Baburayyan. Koperasi ini merupakan satu-satunya koperasi yang memiliki akses langsung penjualan kopi ke Starbucks tanpa melalui calo atau agen.

”Tidak mudah tentunya koperasi bisa dipercaya untuk bisa jual langsung ke sana. Tentunya, kualitasnya sudah memenuhi standar internasional,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Teten, kelembagaan koperasi yang mampu menerobos pasar ke konsumen besar ini perlu terus diperkuat. Caranya, para petani kopi perorangan bergabung bersama koperasi sehingga koperasi bisa menjadi offtaker pertama langsung dari petani.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU