> >

Pengamat Ekonomi: Inflasi Meningkat Tanda Geliat Konsumsi Rumah Tangga Membaik

Ekonomi dan bisnis | 3 Juni 2021, 19:19 WIB
inflasi (Sumber: bps.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto menilai adanya peningkatan inflasi itu menunjukkan geliat ekonomi dan konsumsi rumah tangga yang sudah bergerak naik.

”Perkembangan inflasi juga sudah terlihat bergerak naik sejak April dan berlanjut makin naik pada Mei. Kondisi inflasi dalam dua bulan terakhir itu mengonfirmasi sinyal pemulihan ekonomi meskipun ada pembatasan mobilitas orang seperti larangan mudik,” ujar Ryan, Kamis (3/6/2021), dilansir dari laman Kompas.id.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Mei 2021 tercatat tumbuh 0,32 persen dibandingkan dengan April 2021. Meningkatnya inflasi di tengah pelarangan mobilitas mudik mengindikasikan konsumsi masyarakat perlahan membaik.

Labih lanjut, Ryan optimistis kondisi ekonomi akan terus membaik. Salah satunya didorong dengan makin banyaknya orang yang divaksin. Vaksinasi meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali beraktivitas. Selain itu juga mendorong dunia usaha untuk membuka kembali usahanya dan melakukan ekspansi.

”Lonjakan inflasi Mei 2021 dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya pada tahun ini mengindikasikan kegiatan ekonomi semakin menggeliat seiring dengan masifnya program vaksinasi sebagai game changer,” ujarnya.

Baca Juga: Efek Ramadan dan Idul Fitri, Inflasi Mei Naik 2 Kali Lipat

Ryan optimistis pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini bisa berada di level 6-7 persen. Ini jauh lebih baik dari pertumbuhan ekonomi triwulan pertama yang minus 0,74 persen.

Sejak awal tahun hingga Mei, inflasi sudah tumbuh 0,9 persen. Adapun secara tahunan, inflasi Mei 2021 tumbuh 1,68 persen terhadap Mei 2020.

Inflasi inti juga mencatat kenaikan pada Mei 2021 sebesar 0,24 persen dibandingkan dengan April 2021. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2021 tercatat sebesar 1,37 persen terhadap Mei 2020.

Di sisi lain, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU