> >

Punya Nilai Rp28,9 Triliun saat Pandemi, Ini Negara Tujuan Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia

Ekonomi dan bisnis | 17 Januari 2021, 17:06 WIB
Hasil panen sarang burung walet. (Sumber: Kompas.com/SUKOCO)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Selama pandemi Covid-19, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia ke sejumlah negara ternyata cukup tinggi.

Tak tanggung-tanggung, angkanya mencapai Rp28,9 triliuan dan itu terjadi selama pagebluk Corona yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Baratan) Ali Jamil mengungkapkan secara keseluruhan ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi sarang burung walet Indonesia.

Negara-negara tersebut antara lain Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Singapura, Afrika Selatan dan lainnya.

Baca Juga: Wamen Lepas Ekspor Sarang Burung Walet

“Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya,” kata Jamil seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/1/2021).

Selain dari negara-negara tersebut, negara Republik Rakyat Cina (RRC) juga menjadi salah satu negara tujuan ekspor sarang burung walet dari Indonesia.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan melalui Barantan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 23 eksportir sarang burung walet di Indonesia sehingga berhasil teregistrasi oleh otoritas karantina pertanian Cina atau dikenal dengan sebutan GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China).

Sebab, sebanyak 262 ton atau 23 persen dari total ekspor sarang burung walet Indonesia dibeli oleh Cina. 

Baca Juga: Sempat Terdampak Pandemi, Kini Bisnis Sarang Burung Walet Kembali Bergeliat

Menurutnya, sebagai pengekspor sarang burung walet terbesar didunia, para pelaku usaha di Indonesia banyak menyasar pasar Cina karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain, yakni antara Rp25 juta hingga Rp40 juta per kilo.

“Namun dengan harga yang lebih tinggi ini, secara khusus Cina juga mempersyaratkan ketentuan registasi bagi tempat pemroses sarang walet disamping pemenuhan persyaratan teknis,” sambung Menteri Pertanian.

Saat ini, ungkap Syahrul Yasin, sarang burung walet yang diperdagangkan merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan untuk produktivitasnya.

Baca Juga: Geliat Bisnis Sarang Burung Walet

Sementara untuk pendampingan eksportasi mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan dan bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, food safetynya dilakukan oleh Barantan.

Lebih lanjut Mentan menambahkan di tengah pandemi Covid-19, Indonesia mengalami peningkatan ekspor sarang burung walet.

Berdasarkan data IQFAST Barantan, selama masa pagebluk Covid-19, jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun.

Baca Juga: Ekspor Sarang Burung Walet Sumut Tembus Pasar Eropa

Jumlah tersebut meningkat 2,13 persen dari pencapaian di tahun 2019 yang hanya sebanyak 1.131,2 ton senilai Rp 28,3 triliun.

“Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani,” tandas mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU