> >

Pengemudi Grab dan Gojek Ancam Unjuk Rasa di Seluruh Indonesia Merespons Perundingan Merger

Ekonomi dan bisnis | 15 Desember 2020, 21:32 WIB
Ilustrasi: Kantor Gojek Indonesia. (Sumber: Reska K. Nistanto/KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS TV – Serikat pengemudi Grab dan Gojek menyatakan akan menggelar unjuk rasa gabungan di seluruh negara bila pembicaraan merger antara Grab dan Gojek terus berlangsung tanpa keterlibatan mereka, demikian dilaporkan Straits Times mengutip Reuters.

Para pengemudi Grab dan Gojek kuatir, pembicaraan tentang merger kedua perusahaan itu akan berujung pada pemecatan massal, “Kami prihatin merger akan berujung pada pemecatan pengemudi,” tutur Igun Wicaksono, ketua Garda Nasional, sebuah serikat pengemudi Grab dan Gojek yang beranggotakan 100,000 pengemudi, seraya mendesak agar pemerintah dan pengemudi dilibatkan dalam perundingan.

“Bila kami diabaikan, maka pilihan terakhir kami adalah melaksanakan unjuk rasa massal di seluruh Indonesia,” tutur Igun.

Baca Juga: PHK Karyawan Gojek akibat Pandemi Corona, Dua Layanannya Pun Tumbang

Berbagai sumber menyebut bahwa dua perusaahaan start-up paling bernilai di Asia Tenggara itu sedang dalam tahap lanjut perundingan untuk menggabungkan kedua perusahaan.

Salah satu agenda pembicaraan utama adalah pertanyaan tentang bagaimana dan sepert apa wujud baru mereka di Indonesia, pasar terbesar mereka, setelah merger nanti.

Selama ini Grab dan Gojek menjalankan tidak hanya pengantaran penumpang tapi juga pembayaran digital dan pengantaran makanan.

Saat ini dilaporkan banyak investor di kedua perusahaan yang terus merugi itu, seperti pendiri SoftBank Masayoshi Son, berhasrat adanya merger untuk membuka jalan bagi penjualan saham.

Baca Juga: LinkAja Dapat Suntikan Modal Rp 1,4 Triliun dari Grab hingga Telkomsel

Juru bicara Gojek, yang didukung investor seperti Google dan investor lain dengan nilai investasi 10 miliar dollar menyatakan perusahaan mereka tidak bisa memberi komentar atas spekulasi pasar.

Grab yang ditaksir bernilai 15 miliar dollar juga belum merespon pertanyaan.

Para pengemudi di Indonesia mengatakan mereka kuatir akan arti kesepakatan itu bagi kehidupan mereka sehari-hari, setelah pendapatan mereka terpotong habis sejak awal tahun ini karena pandemic Covid-19 yang menyapu Indonesia.

Garda Nasional mengatakan, anggota mereka saat ini sudah mendapat 70 persen dari pendapatan mereka sebelum pandemi Covid-19, namun ribuan sudah terusir dari rumah-rumah kontrakan mereka sekitar bulan Mei hingga Juli tahun ini.

Ilustrasi: GrabKitchen. (Sumber: Grab)

Serikat pengemudi di Indonesia, yang mewakili satu juta pengemudi, mengatakan mereka ingin agar pemerintah ikut dan terlibat dalam perundingan untuk melindungi kepentingan para pengemudi.

“Penggabungan atau merger akan sangat merugikan dan kami akan memprotes Grab, Gojek, dan SoftBank milik Jepang, bila tidak ada dialog dengan pengemudi dan regulator atau pemerintah,” tegas Fadel Balher, perwakilan pengemudi dari Kalimantan Timur, “Dan kami akan protes dengan suara keras,”

Lembaga Pengawas Monopoli kepada Reuters mengatakan belum mendapat pemberitahuan tentang merger namun mereka memantau pemberitaan tentang hal tersebut.

Kementerian Perhubungan Indonesia kepada wartawan juga menyatakan belum dihubungi kedua perusahaan terkait merger.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU