> >

Memutar Ekonomi China Lewat Perayaan "Hari Jomblo"

Ekonomi dan bisnis | 11 November 2020, 08:39 WIB
Ilustrasi produk China (Sumber: www.shutterstock.com)

JAKARTA, KOMPASTV. Sekitar tiga juta pekerja, dibantu oleh 4.000 pesawat dan kapal, bersiap-siap untuk penjualan online terbesar di dunia, yaitu Single Day alias Hari Jomblo di China. Single Day diperkirakan menjadi salah satu tren penjualan online terbesar tahun ini.

Melansir BBC, Hari Jomblo yang jatuh pada 11 November adalah acara belanja online 24 jam terbesar di dunia, dengan 1,9 miliar produk dipesan dan dikirim tahun lalu.

Tetapi diperkirakan permintaan yang terpendam akibat dari pandemi akan memecahkan rekor baru. Sejumlah produk yang akan jadi primadona tahun ini antara lain pembersih robot, penyedot debu, dan kotak perkakas.

Namun, merek-merek mewah juga diprediksi akan mengalami kenaikan permintaan, karena jutaan orang China yang tidak dapat bepergian ke luar negeri. Para ahli menyebut kondisi ini sebagai "pembelanjaan balas dendam".

"Kami mengantisipasi pembatasan internasional yang sedang berlangsung akan menyebabkan perubahan berarti pada konsumen China yang membeli barang mewah secara online," kata Michael Norris, dari firma riset pasar Agency China, sebuah konsultan e-commerce yang berbasis di Shanghai.

"Merek-merek mewah juga meningkat pada kesempatan tersebut, dengan perkiraan dua kali lipat jumlah merek mewah yang berpartisipasi dalam Singles Day."

Baca Juga: Gila! Ekonomi China Melesat, di Tengah Pandemi. Kenapa Bisa Begitu Sakti?

Permintaan Meningkat

Singles Day in China - juga dikenal sebagai 11.11 atau Double 11 - awalnya dibuat oleh pengecer online Alibaba untuk merayakan mereka yang tidak terikat dengan pasangan, sebuah antitesis dari orang-orang yang terlibat asmara di Hari Valentine.

Saingan belanja online Alibaba, JD.com, mengadakan acara serupa tetapi Hari Jomblo Alibaba lebih besar dalam hal penjualan barang dan pendapatan.

Penulis : Dyah-Megasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU