> >

Bos Peruri Akhirnya Buka Suara Soal Tudingan Ahok Minta Rp 500 Miliar ke Pertamina

Bumn | 28 September 2020, 22:04 WIB
Dwina Septiani Wijaya (Sumber: Dok. Peruri)

JAKARTA, KOMPAS TV - Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Dwina Septiani Wijaya buka suara terkait tudingan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait permintaan uang kepada PT Pertamina (Persero).

Dwina bicara terkait hal tersebut saat rapat dengar pendapat atau RDP dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Senin (28/9/2020).

Seperti diketahui, dalam rapat itu pernyataan Ahok soal Peruri yang disebut minta uang kepada PT Pertamina beberapa waktu lalu menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan banyak anggota dewan.

Baca Juga: Kritik Ahok Dinilai Bagus, Erick Thohir Ingatkan Fokus Benahi Masalah Pertamina

Salah satu anggota DPR yang menanyakan hal itu ialah Mufti Anam, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Mufti meminta klarifikasi langsung kepada bos Peruri itu terkait benar atau ridaknya ada permintaan uang sebesar Rp 500 miliar kepada PT Pertamina.

"Kemarin apa yang disampaikan Pak Ahok, ibu dengar kan, kami ingin klarifikasi saja, ibu. Terkait paperless yang dilakukan Pertamina dalam rangka efisiensi, kami dengar dari media bahwa Peruri itu minta Rp 500 miliar. Kami pengen mendapatkan penjelasan dari panjenengan itu betul, tidak begitu?" kata Mufti.

Mufti beranggapan jika memang ada permintaan tersebut, dirinya ingin tahu alasannya. Ia tak ingin hal tersebut menjadi isu liar, sehingga masyarakat mengira Peruri ingin merampok uang rakyat di tengah pandemi.

Baca Juga: Kurangi Kecelakaan, Peruri Berangkatkan 1.000 Pemudik Gratis

"Kalau memang betul, apa alasannya? Jangan ini jadi isu liar di masyarakat kalau Peruri mau merampok uang rakyat di tengah pandemi, di tengah kondisi masyarakat kita yang nyari makan saja susah tapi mau merampok keuangan negara dengan cara sistematis."

"Kami pengen tahu penjelasan panjenengan bagaimana sih sebenarnya ini terjadi?"

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU