> >

Omicron Merajalela, Epidemiolog: Susah Sekali Berharap Pandemi Selesai Sesuai Target Pemerintah

Bbc indonesia | 1 Februari 2022, 18:28 WIB
Ilustrasi tes antigen. Peningkatan kasus positif Covid-19 dengan penyebaran cepat varian Omicron di Indonesia dianggap epidemiolog sebagai "kegagalan" dalam melakukan strategi penahanan pandemi. Intervensi yang dilakukan pemerintah pun dinilai "tidak efektif". (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peningkatan kasus positif Covid-19 dengan penyebaran cepat varian Omicron di Indonesia dianggap epidemiolog sebagai "kegagalan" dalam melakukan strategi penahanan pandemi. Intervensi yang dilakukan pemerintah pun dinilai "tidak efektif".

Bila strategi penahanan itu tidak efektif di lapangan, maka, "susah sekali kita berharap pandemi ini atau Omicron ini akan selesai sesuai target pemerintah," kata epidemiolog Masdalina Pane.

Sedangkan Kepala Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Bambang Wibowo, mengatakan saat ini sudah terjadi peningkatan jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit, terutama di Jakarta, Jawa Barat, dan Tangerang.

"Yang lain meningkat tapi tidak terlalu signifikan, 80-90% yang ada di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang. (Peningkatannya) signifikan kalau dibandingkan dengan sebulan terakhir, ya cukup signifikan, tapi kalau dibandingkan dengan gelombang Juli-Agustus itu ya enggak seberapa," kata Bambang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah Indonesia sedang mengkaji kebijakan PPKM Jawa-Bali. "Tunggu saja info resminya," kata Wiku kepada BBC News Indonesia melalui pesan singkat.

Baca juga:

Pasien Covid-19 di Faskes Meningkat

Peningkatan pasien Covid-19 bahkan sudah terasa di fasilitas kesehatan tingkat I atau puskesmas. Salah seorang perawat di puskesmas di Jakarta Timur mengatakan rujukan pasien Covid-19 sudah meningkat.

"Pasien yang berobat sudah meningkat. Banyak yang bergejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, diare," kata perawat itu.

Hal yang sama juga dikatakan seorang perawat di rumah sakit swasta di Kota Bandung. Dari yang tadinya nol pasien Covid-19, saat ini rumah sakit tempat dia bekerja sudah merawat tujuh pasien positif Covid-19

"Was-was sih sebenarnya. Teman-teman yang lain juga sudah mulai, 'Aduh ada pasien lagi.' Jadi, sekarang-sekarang sih lebih ketat lagi prokesnya," kata dia.

Pada Minggu (30/1), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 12.422 kasus, meningkat dari hari sebelumnya yang mencapai 11.588 kasus.

Sampai 29 Januari, jumlah kasus varian Omicron mencapai 2.613 dengan total transmisi lokal sebanyak 1.018 kasus. Untuk saat ini DKI Jakarta menjadi pusat penyebaran Omicron.

Meski menjadi pusat penyebaran Omicron dengan sumbangan kasus positif sampai setengah dari total kasus nasional, pemerintah belum mengubah aturan pengetatan di DKI Jakarta.

Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengatakan level PPKM dievaluasi tiap minggu dengan rekomendasi data indikator PPKM dari Kemenkes.

"Ada 6 indikator PPKM level. Plus mobilitas dan survei prokes," kata Nadia melalui pesan singkat kepada BBC News Indonesia.

Beberapa indikator itu antara lain konfirmasi per 100.000 penduduk/minggu, rawat inap per 100.000 penduduk/minggu, jumlah pasien meninggal, positivity rate, tracing, dan treatment.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU