> >

National Investor Summit, KSPM FEB UI Hadirkan Kiat Sukses Jadi Investor Muda

Advertorial | 10 Desember 2021, 08:00 WIB
Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KSPM FEB UI) menggelar acara National Investor Summit, 4 dan 5 Desember 2021. (Sumber: Dok. KSPM FEB UI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KSPM FEB UI) sukses menggelar acara puncak akhir tahun, National Investor Summit.

Acara yang berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu (4 dan 5 Desember 2021) ini mengusung tema “Methodologies of Investment: The Keys to Cuan” pada hari pertama dan “Financial Planning to Realize Your Financial Freedom” pada hari kedua.

National Investor Summit dihadiri oleh para pembicara yang berasal dari berbagai instansi, mulai dari Belvin Tannadi (CEO PT Ilmu Saham Indonesia), Antonny Suheri (Founder Teras Bursa), Ellen May (CEO dan Founder Emtrade), dan Yazid Muamar (Financial Expert Ajaib).

Selain itu, hadir pula Angela Tanoesoedibjo (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Chandra Putra Negara (CEO & Founder Success Before 30), dan Melvin Mumpuni (CEO dan Founder Finansialku).

Acara ini disponsori oleh berbagai perusahaan ternama, serta didukung oleh media partner portal berita, media mahasiswa, dan media pasar modal.

Technical Analysis: Scalping Strategy for Megaprofit (Belvin Tannadi)

Hal yang perlu dilakukan sebelum investasi atau trading saham adalah mengenali karakteristik dasar dari pasar modal dan mempersiapkan rekening sekuritas. Investasi sifatnya adalah jangka panjang, sedangkan trading sifatnya adalah jangka pendek.

Adapun dalam melakukan investasi atau trading saham, setidaknya perlu menjaga empat pilar utama, yakni analisis teknikal, analisis fundamental, manajemen keuangan, dan psikologi.

Analisis teknikal dapat menggunakan bar chart, candlestick chart, dan line chart. Namun, pada umumnya candlestick cenderung lebih digunakan karena informasinya relatif lebih banyak. Adapun fase dalam trendline saham terbagi menjadi uptrend, downtrend, dan sideways. Waktu yang cenderung bagus untuk melakukan trading adalah saat awal uptrend.

Baca Juga: Cerita Presiden Jokowi Dikawal Menteri Investasi Bahlil Untuk Hadiri Rapimnas Kadin Indonesia 2021

Dalam melakukan analisis teknikal, ada empat pola candlestick yang dapat diperhatikan. Keempat pola tersebut adalah pin bar or hammer, tweezer bottom, one white soldier, bullish engulfing. Selain itu, ada juga beberapa pola dari setiap chart. Pola-pola tersebut adalah inverse or inverted head and shoulders, cup with handle pattern, ascending scallop, dan double bottom pattern.

Dalam melakukan trading atau investasi, perlu diperhatikan manajemen keuangannya. Manajemen keuangan dilakukan untuk menyesuaikan risk and return yang akan didapatkan atas harta yang disisihkan. Adapun diversifikasi saham juga sebaiknya mengiringi money management demi menyesuaikan risk and return juga.

Analisis teknikal biasanya dilakukan untuk trading, sedangkan analisis fundamental untuk investasi. Analisis fundamental adalah menilai perusahaan melalui kinerja, pertumbuhan, dan potensi bisnis perusahaan. Adapun enam aspek yang sering diperhatikan dalam analisis fundamental adalah Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Dividend Yield.

Mindset yang perlu ditanamkan dalam diri ketika melakukan trading atau investasi saham adalah memperlakukan trading dan investasi saham sebagai ilmu analisis bisnis perusahaan. Kedua hal ini tidak boleh dianggap sebagai judi. Tambahan kekayaan hasil trading dan investasi saham perlu dianggap sebagai hasil jerih payah dalam estimasi perkembangan bisnis perusahaan atas analisis yang berdasarkan teori kredibel.

The Secret Behind Bandarmology (Antonny Suheri)

Di dalam pasar modal setidaknya ada tiga macam pelaku, yaitu big player (harta banyak tetapi saham terbatas), market maker (harta dan saham banyak), dan retail. Broker retail memiliki deposit awal yang kecil, banyak kantor cabang, dan relatif digunakan oleh pemuda. Di sisi lain, broker bandar memiliki deposit awal besar, kantor cabang sedikit, dan jarang digunakan oleh masyarakat umum. Broker yang dipakai oleh bandar dapat berfungsi untuk menampung, mendukung, dan mempertahankan saham yang dimiliki oleh bandar.

Dalam menganalisis saham, investor dapat mengidentifikasi kepentingan emiten. Hal ini karena kenaikan nilai saham tidak selalu karena pertumbuhan bisnis perusahaan bersangkutan. Penyebab lain yang dapat meningkatkan nilai saham adalah merger dan akuisisi, pembagian dividen, obligasi umum, obligasi wajib konversi, stock split, reverse stock, right issue, private placement, buyback, tender offer, serta spin off.

Baca Juga: Potensi Besar Ekonomi Digital RI, Lintasarta Dorong Kolaborasi Semua Pihak

Manipulasi kenaikan saham yang disengaja oleh bandar setidaknya terjadi dalam tujuh fase. Beberapa fase tersebut adalah accumulation (pengumpulan saham dan sideways), mark up (pengumpulan saham dan uptrend), mark down (pengumpulan saham dan downtrend), massive distribution (penjualan saham hingga ada gap), distribution by trend (penjualan saham ke ritel perlahan mengikuti downtrend), sell on strength (distribusi saham ketika nilainya naik karena partisipasi publik), serta do nothing.

Ada beberapa jenis manipulasi yang dilakukan oleh bandar saham. Jenis-jenis manipulasi tersebut contohnya adalah fake supply and demand, marking the close, pump and dump then hype and dump, alternate trade or wash trade, dan pre arranged trade. Bandar membutuhkan retail sebagai partisipan saat mark up saham dan wadah distribusi nilai saham di atas. Meskipun begitu, retail tetap membutuhkan bandar sebagai pihak yang mengelola volatilitas saham, dan wadah untuk meraih keuntungan.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU