> >

Pancasila: Dasar dan Realitas Kehidupan Bangsa

Advertorial | 9 Juli 2021, 18:08 WIB
Ilustrasi suasana perumusan Pancasila. (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebagai dasar dan ideologi negara, perumusan Pancasila merupakan bagian panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Pada 76 tahun lalu, tepatnya 1 Juni 1945, ketika sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dilangsungkan.

Setidaknya, ada 12 anggota yang berpidato mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka, termasuk M. Yamin dan Soepomo.

Usulan mengenai dasar negara akhirnya dipungkaskan oleh Sukarno, yang mendapat tepuk tangan riuh rendah dari segenap hadirin sidang. Dalam sidang itu, Sukarno mengemukakan lima sila atau lima dasar yang merupakan konsep dasar negara Indonesia.

"Namanya bukan Panca Darma, tetapi—saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa—namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi," tutur Sukarno, dikutip dari Lahirnya Panca Sila: Bung Karno Menggembleng Dasar-Dasar Negara, Usaha Penerbitan Guntur, Yogyakarta, 1947, hal. 35.

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “Panca” yang berarti lima, dan “Sila” yang berarti asas.

Pernyataan itulah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.

Baca Juga: Pentingnya membangkitkan pemahaman kolektif terhadap nilai-nilai Pancasila | TITIK PANDANG

Sejarah Hari Lahir Pancasila

Sebagai dasar dan ideologi negara, perumusan Pancasila merupakan bagian panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Pada penghujung tahun 1944, bala tentara Dai Nippon Jepang semakin terdesak oleh pasukan sekutu akibat kekalahan di perang Asia Timur Raya.

Menyadari hal itu, pemerintah Jepang mengambil tindakan darurat sesegera mungkin terhadap wilayah-wilayah pendudukan Jepang, salah satunya Indonesia.

Pada 1 Maret 1945, Kumakichi Harada selaku Saiko Shikikan (panglima tertinggi pemerintah pendudukan militer Jepang) di Jawa mengumumkan akan dibentuk suatu badan baru dengan nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, atau yang dikenal dengan nama BPUPK, Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan.

BPUPK diketuai oleh Doktor Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wediodiningrat, beranggotakan 69 orang. BPUPK menggelar sidang pertama pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chuo Sangi In, yang kini dikenal dengan nama Gedung Pancasila.

Sidang pertama membahas dasar negara Indonesia merdeka, hingga pada 1 Juni 1945, Sukarno berpidato mengenai dasar negara.

Sukarno menjelaskan dasar negara yang dinamakan Pancasila, yang berhasil menjawab pertanyaan ketua BPUPK, Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.

Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, BPIP Ajak Masyarakat Kibarkan Bendera Merah Putih

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU