> >

BRI Microfinance Outlook 2021 Bangun Sinergi Majukan Sektor Keuangan Mikro dan UKM Indonesia

Advertorial | 30 April 2021, 13:17 WIB
Sebagai lembaga keuangan yang menjadi pelopor program microfinance di Indonesia, BRI Research Institute didukung penuh oleh BRI menggelar “BRI Microfinance Outlook 2021” di Jakarta, Rabu (28/4/2021). (Sumber: Dok. BRI)

Menurut Pahala, kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pahala juga menyebut Kementerian BUMN fokus memberi dukungan pada hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pendanaan, dan akses pasar untuk pengembangan dan pemulihan UMKM pada 2021 ini.

Dukungan ini diberikan baik melalui kebijakan dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan, maupun integrasi antar BUMN-BUMN eksisting agar semakin berdaya guna untuk kemajuan UMKM.

“Kami berusaha untuk membangun digital platform dan digital services bagi UMKM. Dari segi pendanaan atau pembiayaan, salah satu inisiatif utama yang kita lakukan terkait dengan usaha Ultra Mikro (UMi) adalah bagaimana kita bisa melakukan konsolidasi BUMN untuk mendukung ekosistem ultra mikro, karena memang jumlah ultra mikro yang saat ini masih membutuhkan dana dan belum mendapatkan dana kurang lebih masih 80 persen,” ungkap Pahala.

“Kami berharap dengan konsolidasi BUMN tersebut bisa mendukung ekosistem UMi dan kita bisa melakukan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas, pendalaman produk finansial bukan hanya mengenai pembiayaan saja tetapi juga tentunya saving, asuransi, dan lain sebagainya,” kara Pahala.

“Selain itu, nantinya jika usaha ultra mikro ini mau naik kelas ke level mikro misalnya, ini bisa kita lakukan,” imbuhnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan, terdapat hal-hal terkait UMKM yang harus dilakukan seluruh pemangku kepentingan karena pembiayaan saja tidak cukup.

“Perlu pembinaan agar UMKM bisa berproduksi lebih baik dan kualitasnya lebih bagus. Selain itu juga diperlukan channeling penjualan dan ekosistem yang lengkap,” ungkap Wimboh.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hadir memberikan keynote speech dalam acara ini pun mengungkapkan saat ini pemerintah terus berupaya mengembangkan UMKM termasuk melahirkan wirausahawan.

Lebih lanjut Teten mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya melahirkan wirausaha-wirausaha baru, baik existing maupun yg masih merintis. “Target kita tahun 2024 bisa 4 persen, kalau didukung dengan ekosistem pembiayaan, ekosistem kewirausahaan, dan kita fokus menarget UMKM yang mendampingi, masukkan ke inkubasi, saya kira target itu bisa tercapai,” jelas Teten.

Acara yang terselenggara dalam format hybrid webinar ini total menyajikan dua sesi dengan sub-tema Empowering Sustainable Microfinance & It’s Ecosystem, dan Boosting Innovation for Synergy in Microfinance.

Pada sesi satu, narasumber hadir adalah Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School Cambridge USA Dr Jay Rosengard, Sosiolog Universitas Indonesia Dr. Imam Prasojo, Representatif McKinsey and Company Prateek Bhargava, dan Senior Executive Analyst OJK Dr. Roberto Akyuwen.

Sesi kedua webinar menghadirkan pembicara Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Representatif Cornell University, Prof. Iwan Jaya Azis, Bupati Kulon Progo H. Sutedjo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Fintech Lending Indonesia dan CEO Dompet Sunu Widyatmoko, serta Chief Economist BRI dan Direktur BRI Research Institute Dr. Anton Hendranata.

Selain berisi dua sesi webinar, “BRI Microfinance Outlook 2021” juga menjadi ajang pemaparan BRI Micro & SME Index (BMSI) Q1-2021.

Dalam kesempatan sama juga dilakukan peluncuran platform pemberdayaan digital yang dikembangkan oleh Bank BRI untuk pelaku UMKM Indonesia yakni LinkUMKM, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU