Kompas TV advertorial

Kemitraan Strategis Indonesia Filipina Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Berkelanjutan di ASEAN

Kompas.tv - 30 Maret 2023, 14:30 WIB
kemitraan-strategis-indonesia-filipina-bangun-ekosistem-kendaraan-listrik-berkelanjutan-di-asean
ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di bawah pimpinan Arsjad Rasjid (paling kanan) melaksanakan roadshow tindak lanjut projek konkrit di Manila, Filipina pada 27–28 Maret 2023. (Sumber: Dok. Kadin Indonesia)
Penulis : Adv Team

MANILA, KOMPAS.TV – ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di bawah pimpinan Arsjad Rasjid melaksanakan roadshow tindak lanjut projek konkrit di Manila, Filipina pada 27–28 Maret 2023.

Roadshow kedua ini dilakukan untuk membangun dialog antara bisnis dan pemerintah terkait potensi kemitraan dalam tiga hal.

Pertama, menciptakan nilai tambah untuk nikel dan tambang mineral lainnya. Kedua, mendukung agenda regenerasi hutan yang sejalan dengan program warisan ASEAN-BAC. Ketiga, meningkatkan kerja sama terkait konektivitas pembayaran melalui program ASEAN QR Code.

Melalui keketuaan ASEAN–BAC, ASEAN diharapkan akan menjadi pusat pertumbuhan dan ekonomi global, terutama pada sektor-sektor baru, seperti pembangunan hijau dan transformasi digital. 

Salah satu penerima manfaat utama dari agenda ini adalah UMKM. Filipina memainkan peran penting sebagai salah satu mitra ASEAN dan Indonesia.

Kemitraan ekonomi yang kuat antara Indonesia dan Filipina terlihat jelas dalam kolaborasi kedua negara. Angka investasi Filipina mampu mencapai US$14 juta di Indonesia pada tahun 2022 dan adanya peranan penting Indonesia sebagai eksportir dari beberapa komoditas seperti bahan bakar, infrastruktur, ore slag, dan ash ke Filipina dengan nilai mencapai US$5,92 miliar pada tahun 2021.

Baca Juga: Kadin Indonesia Menjembatani MoU Senilai 2,9 Miliar USD

ASEAN QR Code Sebagai Katalisator Inklusi Finansial dan Pengembangan UMKM Kawasan

Untuk mendukung UMKM dan transaksi lintas batas di kawasan ASEAN, delegasi ASEAN-BAC membahas penerapan sistem pembayaran menggunakan kode QR. 

Pandu Sjahrir, Ketua Legacy Program ASEAN-BAC untuk ASEAN QR Code, menekankan pentingnya menerapkan sistem kode QR untuk mempromosikan pembayaran lintas batas yang lancar dan efisien. Sistem ini memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan UMKM dan memfasilitasi transaksi lintas batas di kawasan ASEAN. 

"Dengan QR Code, biaya transaksi antar negara akan lebih efisien dan terjangkau. Hal ini akan memungkinkan UMKM untuk menawarkan pembayaran lintas negara tanpa adanya batasan dengan biaya yang lebih rendah dan juga akan mendukung pertumbuhan mereka." jelas Pandu.

Baca Juga: Promosikan Forum B20, Kadin Indonesia Lakukan Tur Eropa

Potensi Regenerasi Hutan Indonesia-Filipina Untuk Pencapaian Net Zero

Roadshow ini juga menyoroti peluang besar untuk program regenerasi hutan, mengingat Indonesia dan Filipina memiliki sumber daya hutan yang signifikan, masing-masing sekitar 91,2 juta dan 23,3 juta hektar. 

Kedua negara akan mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan kredit karbon, melihat nilai pasar karbon diperkirakan yang akan mencapai US$ 50 miliar pada tahun 2030. Pada dasarnya, kawasan ASEAN memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang ini. 

“Dengan pembentukan program warisan ASEAN-BAC  Net Zero dan Carbon Center of Excellence, yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem untuk pengembangan pasar net zero dan karbon, Indonesia dan Filipina dapat lebih memanfaatkan sumber daya hutan mereka secara signifikan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kawasan." tambah Bernardino Vega, Wakil Ketua ASEAN-BAC.

Ketua umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid (kiri). (Sumber: Dok. Kadin Indonesia)

Selama roadshow, delegasi ASEAN-BAC telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan utama termasuk Ibu Negara Filipina Louise Araneta-Marcos, Penasehat Presiden Bidang Investasi dan Ekonomi Frederick Go, dan Sekretaris Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (DENR) Antonia Loyzaga.

Selain itu, ada juga Sekretaris Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (DICT) Ivan John Uy, D, Renren Reyes, Presiden dan CEO GXI, CMO G Cash, Cezar P. Consing, Presiden dan CEO Ayala Corporation, SERTA pemangku kepentingan lainnya.

Delegasi dari ASEAN-BAC yang ikut dalam roadshow ini antara lain, Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid, , Ketua Alternatif ASEAN-BAC Bernardino Vega, Anggota Dewan ASEAN-BAC Maspiyono, Direktur Eksekutif Sekretariat ASEAN-BAC Gil Gonzales, dan Ketua Program Warisan ASEAN-BAC untuk ASEAN QR Code Pandu Sjahrir.

Indonesia Bawa Kerjasama Hilirisasi Produksi EV Dan Baterai di Filipina

Indonesia dan Filipina memiliki cadangan nikel terbesar terbesar di dunia. Kedua negara memiliki sekitar 33-40 persen dari cadangan bijih nikel di seluruh dunia. 

Arshad mengatakan, Indonesia dan Filipina memegang posisi kuat dalam hal cadangan bijih nikel global. Hal ini memberikan dasar kuat untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai, baik di ASEAN maupun di dunia.

Dengan kerja sama yang lebih erat, kedua negara berpotensi meningkatkan produksi nikel dunia hingga mencapai 50 persen. Selain itu, potensi cadangan mineral lain untuk kendaraan listrik juga menjadi sorotan, sehingga ASEAN bisa menjadi pusat rantai pasok kendaraan listrik.

Lewat pertemuan tersebut, Indonesia menekankan pentingnya hilirisasi untuk keberhasilan pengembangan industri kendaraan listrik dan baterai. Indonesia mencatat prestasi luar biasa pada sektor pertambangan, khususnya ekspor nikel dalam bentuk besi dan baja, nikel matte, dan mixed hydrate precipitate, dengan nilai ekspor sebesar US$20 juta.

Pencapaian besar lainnya yaitu hilirisasi nikel Indonesia yang berhasil meningkatkan nilai tambah komoditas dari US$1,1 miliar menjadi US$20,8 miliar pada tahun 2021.

Contoh keberhasilan ini membuat Indonesia mendorong Filipina untuk bisa ikut andil berpartisipasi dalam kesuksesan hilirisasi industri kendaraan listrik dan baterai di kawasan ASEAN. 

“Kesuksesan Indonesia di industri kendaraan listrik dan baterai dapat dikaitkan dengan adanya peran penting hilirisasi yang memungkinkan pengembangan ekosistem yang kuat di sektor tersebut. Dengan berbagi pengalaman kami bersama Filipina, kami berharap dapat memperkuat kemitraan antara negara kita dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ini.” tambah Arsjad.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x