Kompas TV advertorial

Merapah Pesona Danau Toba, Destinasi Super Prioritas Kelas Dunia #DiIndonesiaAja

Kompas.tv - 15 Mei 2022, 16:38 WIB
merapah-pesona-danau-toba-destinasi-super-prioritas-kelas-dunia-diindonesiaaja
Salah satu pintu masuk hutan adat di daerah Danau Toba (Sumber: Jalan-Jalan Kompas TV)
Penulis : Adv Team

Setelah puas mengeksplorasi Pelabuhan Ajibata, saatnya berjalan-jalan di Desa Wisata Tipang. Desa ini terletak di tepian Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Desa Wisata Tipang menawarkan pesona alam yang luar biasa, seperti lanskap persawahan dan perbukitan hijau. Saat cuaca cerah, pemandangan tersebut diiringi semilir angin sejuk yang menambah asyiknya berwisata.

Karena kekayaan dan pesona alamnya, Desa Tipang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2021.

Secara topografi, Desa Wisata Tipang berada di ketinggian 900 hingga 1200 di atas permukaan laut. Untuk sampai ke Desa Wisata Tipang, Anda bisa mengendarai mobil dari Bandara Internasional Silangit dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam aja.

Pengunjung yang ingin memasuki Desa Wisata Tipang wajib menaati prokes dengan memakai masker, mencuci tangan, dan diperiksa suhu tubuhnya.

Tidak hanya menawarkan pesona alamnya, wisatawan bisa mencoba berbagai aktivitas seru. Salah satu pengelola Desa Wisata Tipang, Gomgom Lumbantoruan, akan memaparkannya lebih lanjut.

Menurut Pak Gomgom, sejak Danau Toba menjadi Destinasi Super Prioritas dan Desa Wisata Tipang masuk 50 besar ADWI 2021, wisatawan mengalami peningkatan. Terlebih lagi Desa Tipang berhasil meraih juara empat dalam kategori desa wisata rintisan.

Peningkatan minat wisatawan mendorong banyaknya lapangan pekerjaan sekaligus membangkitan ekonomi warga sekitar. Warga yang sebelumnya menganggur atau bekerja serabutan jadi memiliki pekerjaan tetap.

Wisata sejarah dan budaya di Desa Tipang

Saat ini informasi mengenai Desa Tipang juga bisa diakses online. Anda bisa mengunjungi website Desa Wisata Tipang atau Instagram-nya. Warga sekitar juga ada yang menawarkan jasa pemandu selama Anda berwisata di Desa Tipang.

Pemandu akan menemani sekaligus menjelaskan sejarah dan budaya di Desa Tipang. Pertama-tama, Anda akan diajak mengunjungi Situs Sarkofagus Debata Raja. Masyarakat setempat menyebutnya batu siungkapungkapon atau batu yang dibuka.

Dalam ritual yang digelar untuk mengawali musim pertanian, sarkofagus berfungsi sebagai media perantara leluhur dan tokoh spiritual.

Sarkofagus juga ada yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan tulang belulang beserta benda-benda berharga milik orang yang dituakan. Bagi orang Batak tulang belulang dan peninggalan orang tua adalah harga diri yang bernilai tinggi.

Sesudahnya, Anda bisa berkunjung ke rumah adat di perkampungan tua Desa Wisata Tipang. Di Desa Tipang rumah adat ini dinamakan ruma tanpa huruf h.

Ciri khas ruma berbentuk persegi Panjang layaknya rumah panggung. Ruma juga memiliki banyak tiang penyangga setinggi 1,75 meter.

Setelah berwisata sejarah, pengunjung dapat menikmati wisata budaya. Wisatawan diajak menyaksikan tari tortor. Secara fisik, tortor merupakan tarian, tetapi maknanya lebih dari itu. Melalui tarian ini masyarakat Batak mengutarakan segala harapan, doa, dan perlindungan.

Tari tortor umumnya diiringi alat musik khas Batak Toba yaitu gordang. Pengunjung yang tertarik dapat langsung belajar menari tortor atau memainkan gordang dari warga desa. Anda juga akan dipinjami kain khas Batak sebagai pelengkap wisata budaya.

Desa Wisata Tipang juga memiliki wisata alam yang menarik, yaitu Air Terjun Sigota Gota. Anda perlu trekking sekitar satu jam sebelum sampai ke sana.

Meskipun jalurnya tergolong terjal dan agak licin terutama saat musim hujan, rasa lelah tersebut langsung terbayar begitu menyaksikan pemandangan air terjunnya.

Sebagai tempat beristirahat, Desa Tipang menyediakan sejumlah homestay. Uniknya, homestay di desa ini berbentuk rumah adat Batak. Harga yang ditawarkan pun terjangkau, yaitu sekitar Rp 120 ribu per orang.

Mencoba kuliner dan oleh-oleh khas Desa Tipang

Kunjungan ke Desa Tipang belum lengkap bila tidak mencoba menangkap ikan mujair secara konvensional di habitat aslinya. Aktivitas yang disebut martoba ini dilakukan menggunakan perahu tradisional dan jaring akan menjadi pengalaman tak terlupakan.

Ikan yang berhasil ditangkap dapat langsung dimasak menjadi naniura, kuliner khas Desa Tipang. Hidangan naniura sekilas mirip sashimi khas Jepang. Perbedaannya, naniura dilumuri bumbu rempah dan utte jungga alias asam batak.

Awalnya bahan dasar naniura adalah ikan endemik Danau Toba bernama ihan. Karena ikan ihan makin sulit ditemukan, warga menggantinya dengan ikan mas, mujair, dan ikan gabus. Proses pengolahan naniura hingga bumbunya meresap memerlukan waktu sekitar tiga jam.

Sambil menunggu naniura siap dinikmati, cobalah bersepeda di jalur khusus Sibarabara. Jalur ini dipersiapkan menuju dan menghadap pemandangan memesona Danau Toba dan Pulau Simamora.

Di tengah perjalanan, pengunjung dapat merasakan pengalaman memetik kakao. Puas bersepeda, saatnya mencicipi naniura. Perpaduan rasa pedas, asam, dan segar serta lembutnya ikan akan memanjakan lidah Anda.

Sebagai tambahan, masyarakat di Desa Tipang juga bertangan terampil dan kreatif. Anyaman pandan berupa tikar atau keranjang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif yang dihasilkan Desa Wisata Tipang.

Anyaman pandan ini selain menjaga tradisi desa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Anda dapat menjadikannya oleh-oleh sekaligus mendukung ekonomi lokal dengan #BeliKreatifLokal.

Desa Wisata Tipang juga dikenal dengan produksi beras merah terbaik di Sumatra Utara. Unsur hara, sungai dari hutan yang masih asli, dan tata pertanian membuat beras merah di Desa Tipang memiliki kualitas terbaik.

Ada juga camilan khas yang unik untuk oleh-oleh, yaitu sasagun. Sekilas, sasagun terlihat mirip dengan kue sagon. Kue sagon memiliki beragam bentuk sedangkan sasagun nyaris tanpa bentuk, bahkan masih seperti tepung. Namun, camilan ini sudah siap dimakan, lho!

Sebelum pulang, jangan lupa mampir ke kafe bernama Piltik House. Lokasinya sekitar 15 menit dari Bandara Silangit di Siborongborong.

Selain menawarkan kopi khas Toba yang berkualitas, Piltik Coffee memiliki interior bernuansa Eropa. Salah satu menu yang ditawarkan adalah lintong nihuta dengan harga Rp 10 ribu. Ada juga teh medan yang dapat dibeli di e-commerce.

Ikuti kuis berhadiah merchandise menarik dari Kompas TV dan Kemeparekraf untuk penonton setia Program Jalan-Jalan.

Yuk, langsung saja kunjungi Instagram Wonderful Indonesia untuk memenangkan hadiahnya.

Jangan lewatkan Jalan-Jalan #DiIndonesiaAja selanjutnya, yaitu episode Borobudur. Tonton terus Jalan-Jalan tiap hari Minggu pukul 10.30 WIB di Kompas TV.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x